Akibat Ulah Bagas

Perjalanan pulang ke rumah, baru kali ini tubuh Bagas gemetar. Tiba-tiba dunia seperti runtuh. Pikirannya tak keruan. Kakinya berat untuk melangkah. Dadanya terasa sesak. Suara ramai-ramai di belakang membuatnya semakin terpojok. Menjadi semakin bersalah. Tentunya, ada rasa sesal. Teman-teman menyalahkannya. Kata mereka, ia harus bertanggung jawab.

Kalau cerita pada ibu, ibu pasti marah. Kalau tidak cerita, temannya sudah memaksa untuk mengganti kerusakan sepeda listrik milik Yuda yang ia pakai. Uang dari mana? Kalau ia tidak menggantinya, Yuda marah padanya

Ia bingung.

Ini juga semua gara-gara ulah Tono. Ia mengajak Bagas, Yuda dan Rama mengendarai sepeda listrik di jalan raya. Bagas sudah melarang mereka. Namun, Tono tetap mengajaknya. Katanya, kalau tidak mau ikut, Tono tidak akan mau bermain dengannya.

Saat di belokan, Tono menikung Bagas. Sepedanya cukup dekat dengan Bagas sampai ia harus menghindari. Dari sisi lain, motor tiba-tiba lewat. Bagas kaget dan berusaha menghindari motor. Ia jatuh bersama Yuda yang duduk di belakangnya. Sepeda listriknya juga terjatuh. Motor itu tidak jatuh dan tidak ada yang rusak. Bagian depan sepeda listrik Yuda rusak. Yuda marah. Bagas menyalahkan Tono tapi Tono tidak terima. Bagaimana pun Bagas yang salah, kata mereka.

Sekarang Bagas harus menceritakan pada ibu. Ia bercerita bahwa bukan salah Bagas sepenuhnya. Bagas ingin cari pembenaran tetapi ibu tidak membenarkan tindakannya. Meakipun ibu juga tidak menyalahkannya, ia sadar kalau ia salah. Ibu tidak bicara. Wanita yang sabar itu malah melanjutkan masaknya.

Setengah jam menunggu, kompor telah dimatikan. Ibu mengajak Bagas ke rumah Yuda.

Sesampainya di rumah Yuda, ibu menyatakan permintaan maaf. Ibu juga mengatakan akan membawa sepeda listrik itu ke bengkel milik om Bagas sendiri. Ia akan mengganti segala kerusakannya.

Setibanya di rumah, ibu Yuda  tidak marah. Kesabaran ibu Bagas memang luas. Namun, ibu tidak akan membiarkan Bagas bersantai-santai. Ibu pun melarang Bagas memakai sepeda listrik milik siapa pun karena Bagas masih kelas 3 SD. Anak kecil sangat berbahaya mengendarai sepeda listrik apalagi di jalan raya. Akibat ulahnya, ibu memberi konsekuensi pada Bagas. Ibu tidak memberinya uang jajan sampai sebulan. Bagas harus membawa makanan dari rumah saja. Ia tidak boleh membeli jajan di luar. Bagas terima apa pun konsekuensi dari tindakannya.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar