Alexander menjadi pemimpin ketika usia 16 tahun, dan meninggal di usia 32 tahun. Walaupun masih muda, ia menjadi penguasa dengan wilayah terluas. Kekuasaannya terbentang dari Laut Tengah hingga Sungai Indus. Pasukannya tak terkalahkan sehingga ia dijuluki badai dari Macedonia.
Alexander dilahirkan pada tahun 356 SM. Ia menjadi raja pada usia 20 tahun ketika ayahnya, Raja Philip dari Makedonia, terbunuh pada 336 SM. Walaupun menjadi raja pada usia masih muda, ia tidak gagap. Alexander sudah mempersiapkan diri semenjak kecil untuk menjadi pemimpin besar.
Ia berguru pada Aristoteles sejak kecil di Kuil Nimfa di Mieza yang digunakan sebagai kelasnya.
Aristoteles mengajarkan Alexander tentang kedokteran, filsafat, moral, logika agama, dan seni.
Pada usia 16 tahun, pertama kalinya menjadi panglima perang. Pada tahun 340 SM, ia memimpin bala tentara Macedonia untuk menaklukkan Tharacian di perbatasan utara Macedonia.
Pada tahun 334 SM, pasukannya berhasil memenangkan pertempuran Granicius sehingga Turki pun takluk. Disusul kejatuhan Suriah dalam pertempuran Issus. Tak lama kemudian, pada tahun 332 SM, ia berhasil menaklukkan wilayah Lebanon, Palestina, Mesir dan Cyrenaica di Afrika Utara. Bahkan Persia yang kuat pun, bisa runtuh di tangan Alexander Agung.
Selama penaklukkannya Alexander tidak hanya menyerang, namun juga kemudian membangun kota. Sekitar 70 kota dibangunnya dan beberapa menggunakan namanya seperti Alexandria dam Alexandropolis. Alexander berhasilkan memadukan budaya Yunani yang dibawanya dengan budaya setempat, sehingga lahirlah kebudayaan baru yang disebut Helenisme. Alexander tampil menjadi pemimpin hebat, menjadi pemersatu dan pembangun peradaban.
Konon, sejak melakukan perjalanan untuk menaklukkan berbagai wlayah, Alexander tak pernah pulang ke rumahnya. Ia terus berjalan hingga menempuh jarak 17.600 km. Luar biasa, ya semangatnya?
Hanya kematian yang menghentikan Alexander. Pada tahun 323 SM, ia meninggal dalam usia 32 tahun. Walaupun usianya singkat, ia telah menorehkan banyak sejarah. Seperti katanya, “Saya lebih suka menjalani hidup yang pendek tapi penuh kemuliaan daripada hidup lama tapi penuh ketidakjelasan”.
>Fakta unik <
Rahasia keberhasilan Alexander adalah pasukan perangnya yang hebat. Pasukan Macedonia terdiri dari infanteri dan kavaleri. Mereka bertempur dengan formasi ini dikenal sebagai phalanx Macedonia, yang terdiri atas beberapa baris tentara. Setiap anggota phalanx memegang tombak perang panjang yang disebut sarissa. Ujung tombak yang panjang menjadi bagian depan phalanx. Lalu pasukan Psiloi dan Pelatast bergerak ke seluruh penjuru medan tempur. Disusul oleh Thessalian dan Prodromoi yang bertugas membongkar pertahanan. Lalu Companion yang dipimpin oleh Alexander langsung yang akan memberikan pukulan pada musuh. Strategi perang Alexander yang tangguh ini banyak dipelajari dalam akademi militer hingga sekarang.