“Selamat Tuanku Raja, Permaisuri sedang mengandung sekarang.” Patih kerajaan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada rajanya.
Raja Putra sangat bahagia ketika patih dan tabib istana mengucapkan selamat kepadanya. Permaisuri juga sangat berbahagia. Seluruh rakyat kerajaan juga gembira. Kerajaan makmur di pulau Jawa ini pasti makin semarak setelah kelahiran putra mahkota nanti. Raja Putra memang sangat berharap memiliki keturunan anak laki-laki sebagai penerusnya.
“Benarkah permaisuri sedang mengandung?” tanya selir istana pada para pelayan.
Tentu saja para pelayan mengiyakan berita tersebut. Mereka tidak tahu kalau selir istana sangat marah. Ia iri karena permaisuri jadi makin disayang oleh Raja Putra.
“Adinda, putra kita pasti sangat tampan jika ia telah lahir,” ucap Raja Putra berulang kali pada permaisuri.
Permaisuri sangat bahagia karena mengandung. Ia juga berharap dapat melahirkan seorang putra. Permaisuri tidak sadar jika tengah diintai bahaya.
Selir istana diam-diam bersekongkol dengan tabib. Suatu malam, Patih kerajaan melihat selir dan tabib di depan pintu ruang obat-obatan. Dilihatnya tabib memberikan botol kecil pada selir. Karena penasaran ia pun mendekati mereka.
“Masukkan tiga tetes saja ke dalam air. Setelah dua hari kau akan sembuh kembali,” bisik tabib pada selir.
Patih kerajaan tidak paham apa yang terjadi sebenarnya. Hanya saja dua hari kemudian ia mendengar Raja Putra marah besar dan mengusir permaisuri dari istana. Permaisuri diasingkan ke hutan. Menurut para pelayan, Selir diracuni permaisuri hingga sakit. Raja Putra rupanya percaya begitu saja pada Selir.
***
Permaisuri sangat sedih karena Raja Putra tidak memercayainya. Beberapa bulan kemudian ia melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan. Permaisuri memberi nama Cindelaras pada anaknya.
“Kelak kau akan bahagia anakku,” bisiknya di telinga Cindelaras.
Cindelaras tumbuh jadi anak yang cerdas. Ia sangat pandai berburu. Suatu hari ia melihat seekor elang besar terbang. Tiba-tiba elang itu menjatuhkan sebutir telur. Cindelaras memungut telur itu dengan senang hati. Ketika tiba di rumah ia memperlihatkan telur tersebut pada ibunya.
“Lihat, Bu, aku menemukan sebuah telur!” serunya.
Cindelaras merawat telur ayam itu hingga menetas. Olala, ternyata seekor anak ayam jantan keluar dari telurnya. Cindelaras sangat menyayangi ayam jantannya. Mereka selalu bermain bersama. Suara kokok ayam jantan miliknya sangat indah. Cindelaras terkejut ketika sudah besar ayam itu berkokok aneh.
“Kukuruyuk! Akulah ayam jantan ajaib. Tuanku adalah Cindelaras, anak dari Raja Putra.” Demikian bunyi kokok si ayam ajaib.
Cindelaras tidak paham dengan maksud bunyi kokok ayamnya tersebut. Karena ayam jantannya memiliki bunyi kokok yang khas ia pun mengikuti perlombaan. Tak disangka ayam jantannya memenangkan berbagai perlombaan. Cindelaras dan ayam ajaib pun jadi terkenal. Bahkan ketenaran mereka sampai ke telinga Raja Putra. Raja sangat penasaran ingin mendengar kokok ayam jantan milik Cindelaras. Hingga suatu hari mereka diundang ke istana. Rupanya Raja ingin mengadu ayamnya dengan ayam milik Cindelaras. Cindelaras pun menerima tantangan tersebut.
“Kalau aku menang, separuh hartamu jadi milikku,” tantang Cindelaras.
Raja kagum dengan keberanian Cindelaras. Ia menyanggupi tantangan tersebut. Mereka berdua lalu mengadu ayam jantan milik masing-masing. Tentu saja bunyi kokok ayam jantan Cindelaras yang menang. Raja mengakui kekalahannya. Ia terkejut ketika ayam jantan Cindelaras berkokok aneh.
“Kukuruyuk! Akulah ayam jantan ajaib. Tuanku adalah Cindelaras, anak dari Raja Putra.”
Raja sangat terkejut mendengarnya. Ia pun lalu menyelidiki asal usul Cindelaras. Hingga diketahuinya keberadaan ibu dari Cindelaras di hutan. Patih kerajaan memanfaatkan kesempatan ini. Ia lalu menceritakan kelakuan Selir dan tabib. Raja sangat marah mendengarnya. Ternyata selama ini ia telah ditipu oleh Selir.
“Ternyata benar Kau adalah putraku!” seru Raja bahagia.
Raja kemudian menjemput permaisuri di hutan. Sedangkan selir diasingkan olehnya sebagai hukuman. Permaisuri sangat bahagia karena dapat kembali ke istana. Cindelaras juga bahagia karena ia kini memiliki ayah. Seluruh kerajaan senang karena Raja, Permaisuri serta Putra Mahkota kini berkumpul kembali.