“Yuna sebal sama Kakak! Kakak nggak mau diajak main, Bunda! Yuna mau main sama kakak, tapi kakak bilang sibuk. Sibuk apa? Yuna lihat kakak diam aja di depan laptopnya. Nggak ngapa-ngapain,” keluh Yuna pada bunda. Ekspresi Yuna manyun imut sekali.
“Memangnya Yuna mau main apa sama Kakak?” tanya Bunda sembari terus mencuci piring bekas sarapan tadi.
“Apa aja. Lompat tali, monopoli, ular tangga, congklak, apa ajalah. Kan hari ini libur Bunda. Yuna bosan!” tutur Yuna masih dengan wajah sebalnya.
Bunda mengernyit sebentar. “Hmm … coba Yuna pergi lagi ke kakak tanya ‘Hari ini kakak bisa main sama Yunanya jam berapa?’”
“Ahh! Bunda …! Yuna udah bilang sama kakak tadi mau main!” Gadis kecil itu semakin cemberut.
“Tapi, belum tanya jam berapa, kan?” kata Bunda.
Yuna menggeleng. Bunda tersenyum dan menyuruh Yuna menanyakan kembali pada kakak.
Beberapa menit kemudian Yuna kembali lagi ke dapur. Dengan wajah yang lebih masam daripada sebelumnya.
“Kakak bilang sampai tugas sec-sec-sec gugelnya selesai. Lama Bunda …. Yuna maunya sekarang!” rengek Yuna.
“Oh, tugasnya harus search google …,” ucap bunda mengangguk.
Yuna duduk menjeplak di lantai dekat bunda yang sekarang sibuk mengiris bawang. Melanjutkan aktivitasnya memasak.
“Ya sudah Yuna main masak-masak sama Bunda, aja ya, Nak!” kata bunda membujuk.
“Nggak mau!” tegas Yuna menggeleng dan melipat tangannya di dada. Wajahnya semakin menggemaskan.
Belum lama dari bujukan bunda, tiba-tiba kakak muncul dari belakang.
“Yunaa!!” seru kakak berteriak dengan menepuk keras pundak Yuna dari belakang.
Yuna tersentak kaget. “Kakak!!” serunya membalas.
“Ayo main masak-masakan sama Kakak dan Bunda,” ucap Kakak.
“Tugas Kakak sudah selesai?” tanya Yuna memastikan.
“Sudahhh!!”
“Yeyyy,” seru Yuna senang sekali.
Tak lama kemudian ibu dengan dua anak itu sibuk dengan kegiatan pramusaji di dapur rumah mereka. Yuna dan Kakak bagian memotong sayur.