Bintang Kertas untuk Ayla

 

Ayla suka sekali dengan bintang. Kamar Ayla penuh dengan pernak-pernik dan gambar bintang. Sprei kasurnya bergambar bintang, di langit-langit kamarnya ditempel stiker-stiker bintang, meja belajarnya banyak pajangan bintang, sampai tas dan bajunya banyak yang bergambar bintang.

Kalau pergi jalan-jalan sama Ayah dan Ibu, Ayla pasti selalu ingin dibelikan boneka atau barang yang ada gambar bintang.

“Pokoknya harus yang ada bintangnya. Bintang, bintang, bintang!” Ayla selalu berseru riang seperti itu.

Suatu hari, di masa libur sekolah, Ayla bosan sekali. Ibu sedang sibuk mengurus pesanan online di rumah, sehingga Ayla tidak bisa meminjam ponsel Ibu seperti biasanya. Ayah sedang pergi bekerja, larut malam pulangnya.

Ayla juga bosan menonton TV terus. Buku-buku Ayla juga membosankan, dan Ayla belum mau beli buku lagi.

Akhirnya, Ayla melangkah menghampiri Ibu.

“Bu…mau bintang…” hanya itu yang ada di pikiran Ayla.

Ibu bingung mendengar permintaan Ayla. “Bintangnya kita cari nanti, ya, kalau Ayah sudah pulang…”

“Hmmpph… mau bintang… mau bintang…” Ayla tidak sabar. Wajahnya sudah masam. Ayla memang cepat bosan, apalagi ketika liburan dan tidak ada kegiatan apa-apa.

Ibu pun berpikir, mencari jalan lain menuju bintang yang diinginkan Ayla. Akhirnya, Ibu matikan ponselnya dan meninggalkan sesaat dagangannya, kemudian beranjak untuk mencari kertas.

“Sebentar, ya. Ibu mau menunjukkan kamu. Ada bintang yang banyak dan imut-imut,” kata Ibu sambil mengambil beberapa kertas HVS berwarna kuning dari lemari buku Ibu.

“Hah? Mana ada Bu, bintang imut-imut?” Ayla heran.

“Ada. Kamu lihat deh, nanti,” jawab Ibu meyakinkan sembari mengambil gunting dari meja kerja Ayah.

Akhirnya Ibu duduk di ruang tengah dengan kertas HVS kuning, gunting dan sebuah toples bulat kaca.

“Sini, duduk,” ucap Ibu kepada Ayla sambil menepuk tempat kosong di sebelah Ibu.

“Kita mau ngapain, Bu?” tanya Ayla.

“Mau buat bintang,” jawab Ibu.

“Bintang kayak gimana, Bu? Dari kertas? Bagaimana caranya?” Ayla banyak bertanya karena heran.

“Sstt… sini lihat Ibu.”

Mula-mula, Ibu menggunting kertas HVS kuning menjadi garis-garis panjang yang kecil. Kemudian, Ibu lipat-lipat setiap potongan kertasnya, berputar-putar sampai terbentuk seperti segilima yang sangat mungil.

“Itu bukan bintang, Bu. Itu seperti bunga,” sahut Ayla ketika bentuk lipatan kertas itu masih seperti segilima.

“Belum selesai. Nah, ini yang bikin jadi bintang…” Ibu menekan kelima sisi dari lipatan itu ke dalam. Sehingga lipatan kertas yang awalnya menipis, menjadi gembung. Melihat bintang kertas hampir jadi, perlahan rasa penasaran Ayla memudar, berubah menjadi rasa tertarik.

“Taraa! Bintang kertas sudah jadi!” seru Ibu.

“Waahh! Iya, Bu, persis seperti boneka bintang Ayla!” seru Ayla senang. Mata Ayla berbinar melihat bintang yang imut dan cantik seperti yang dikatakan Ibu.

“Ayla mau buat ini juga, Bu!” seru Ayla lagi. Ibu pun mengajarkan Ayla cara membuat bintang kertas.

“Caranya begini, begini dan begini…” jelas Ibu sembari menuntun tangan Ayla membuat bintang kertas.

“Nah, coba sekarang Ayla bikin sendiri.”

Ayla pun mencoba membuatnya sendiri tanpa dibantu Ibu. Ternyata, bintang yang dibuat Ayla sendiri bisa lebih rapi!

“Yeeyy…Ayla bisa buat bintang sendiri!” seru Ibu senang.

“Ayla punya bintang sendiri, Bu!” sahut Ayla riang.

“Masih mau buat bintang lagi, nggak?” tawar Ibu.

“Mau, mau!” jawab Ayla antusias.

“Oke. Ibu potong-potongkan kertasnya, ya. Buat yang banyak, nanti kalau sudah banyak, masukkan di toples kuning ini. Kalau sudah capek, bilang Ibu, ya,” jelas Ibu.

“Oke, Ibuu!” jawab Ayla. Setelah Ibu potong-potongkan kertasnya menjadi banyak, Ayla pun melipatnya satu-satu menjadi bintang kertas dan memasukkannya ke dalam toples.

Ayla senang sekali. Akhirnya, ia bisa membuat bintang sendiri sebanyak yang ia mau. Ia juga bisa memasangnya sebagai hiasan gantung di jendela kamar, atau di buku-bukunya.

***

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar