Bobon Pasti Bisa!

Bobon sudah mulai beranjak besar. Dia harus mulai hidup sendiri, tidak bergantung lagi pada ayah dan ibunya. Biasanya Bobon selalu digendong ibu atau ayahnya. Sekarang dia harus berusaha bergelantung sendiri di dahan pohon. Namun, Bobon tidak mempunyai lengan yang cukup kuat. Dia selalu cepat merasa lelah. Tubuhnya terlalu besar untuk ukuran owa. Bobon memang senang sekali makan. Dia jadi sangat lambat, dan lengannya tidak kuat bergelantungan.

“Bobon, kamu harus bisa lari dengan cepat, ya. Apalagi kalau ada pemburu,” kata ibu suatu hari.

Bobon hanya mengangguk sambil terus makan. Dia ingat pesan ibunya. Bobon pun mulai terus berlatih bergelantung, menguatkan lengannya. Dia selalu ditemani Surili, lutung kecil yang ramah.

“Surili, kenapa ekormu sangat kuat menahan tubuhmu?” tanya Bobon.

“Mungkin karena tubuhku kecil,” jawab Surili asal.

Bobon terus bergelantung. Dia hanya dapat bertahan sebentar saja. Hampir saja Bobon menyerah. Namun, dia ingat kembali pesan ibunya. Bobon bangkit lagi dan terus berlatih ditemani Surili.

 Suatu hari, Bobon merasa kalau dia sudah bisa lebih lama bergelantung. Dia mengajak Surili untuk mencari makanan jauh dari tempat tinggalnya. Surili belum yakin. Dia merasa Bobon belum siap untuk pergi terlalu jauh. Meskipun, kemampuan dan kekuatan lengan Bobon sudah lebih baik dari sebelumnya. Namun, Surili tidak mau membuat Bobon kecewa. Apalagi Bobon sangat bersemangat. Akhirnya, mereka pun pergi ke tengah hutan. Mereka mencari dedaunan dan buah-buahan. Surili masih lebih cepat daripada Bobon. Dia juga selalu ada di dahan pohon yang lebih tinggi.

“Hei, Surili, tunggu aku!” teriak Bobon.

Surili melambatkan gerakannya. Dia menunggu Bobon yang tertinggal jauh. Untuk pertama kalinya, Bobon pergi tanpa kawanan owa lainnya. Saat sampai di tengah hutan, Surili dan Bobon melihat para pemburu. Wah, bahaya! Mereka harus segera pergi dari sana. Biasanya para pemburu itu memburu owa dan lutung surili. Dengan cekatan, ekor Surili bergelantung menggapai dahan-dahan pohon yang menjuntai. Bobon berusaha menggapai dahan pohon di depannya. Namun, pohon itu terlalu jauh untuk digapai. Akhirnya, Bobon terjatuh. Brukk!! Suara tubuh Bobon yang terjatuh dari pohon sangat keras. Para pemburu itu mencari arah suara. Surili kaget, dia segera berbalik dan melihat Bobon tergeletak.

“Bobon, apa kau terluka?”

Bobon menggeleng. Untunglah dia jatuh dari pohon yang tidak terlalu tinggi. Suara langkah kaki para pemburu. Surili mencoba mengalihkan perhatian pemburu. Dia mengambil ranting dan melempar ke arah berlawanan. Bobon mengeluarkan suara tanda bahaya. Ibu Bobon dan para owa betina mendengar lalu mengeluarkan suara menandakan bahaya. Bobon segera mencoba meraih dahan dan memegangnya lebih erat. Dia pun mengerahkan tenaganya untuk berayun dan berhasil! Surili mengajarkannya berayun agar lebih cepat berpindah ke dahan yang lain. Bobon dan Surili terus berayun berpindah dari pohon satu ke pohon lainnya. Sampai para pemburu tidak terlihat lagi. Akhirnya, mereka selamat. Bobon pun bisa berayun dengan kuat dan cepat.

(Cerita dimuat dalam e-book luaran skripsi berjudul “Cerita Fabel Berbasis Kearifan Loksl Jawa Barat”)

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar