Peri Hujan

Gerimis turun lagi sore itu, membasahi halaman kecil di depan rumahku. Aku duduk di teras, memandangi tetesan air yang berkilauan seperti mutiara. “Sudah datang?” tanyaku pelan, sambil menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, ada suara lembut yang membuatku terkejut. “Aku di sini, tak perlu mencari terlalu jauh.” Aku menoleh cepat, dan di sana, berdiri sosok kecil bercahaya, … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Om Jay.. Kenapa Meninggal?

Farid terdiam, dia menggigit pelan roti bakarnya. Tak hanya Farid, Mama dan Papa yang ikut sarapan bersama pun terdiam. Pengumuman orang meninggal sayup-sayup tak terdengar lagi. “Om Jay.” “Mama, ayo kita lihat ke rumah Om Jay,” kata Farid sambil menarik lengan Mamanya. “Biar Papa yang lihat Nak.” Farid tak sabar, dia kemudian berlari di belakang … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Bantal Paling Empuk Sedunia

Hari itu, hari Minggu. Kami sekeluarga menonton film bersama. Di tengah film, aku mengantuk. Kutaruh kepalaku di atas perut ibuku. Empuk dan nyaman sekali. Untukku perut ibu adalah bantal paling empuk sedunia. Aku sangat suka memeluknya. Ketika mataku hampir terpejam di atas perut Ibu, tiba-tiba ada suara dari  luar rumah, “Bakso! Bakso!”seru suara itu, diiringi … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Saat Lila Bosan

Rupanya hari ini hari Minggu yang tidak biasa. Lila duduk sendiri sambil mengerjakan tugas sekolah. Bunda sedang mengikuti ujian secara daring selama dua jam. Bunda sudah berpesan agar Lila berkegiatan sendiri dulu. Baru lima belas menit lalu Bunda pamit ke ruangan. Ayah juga sedang menghadiri rapat warga di rumah tetangga.  “Huh, bosan!”, desahnya Lalu Lila … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Pesan di Layang-Layang

  Nina melangkah keluar dari gerbang sekolah. Nina pulang dengan berjalan kaki di bawah terik matahari. Panas membuat kepalanya pening. Ya, hari memang menunjukkan pukul 12 siang. Sepanjang jalan yang dilewati Nina, banyak anak bermain layang-layang. Aneh, panas-panas begini kok bisa-bisanya main layangan, gumam Nina. Di depan rumah, Reva, adik Nina, sedang asyik bermain layang-layang. … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Cerpen “Dimana Topengku?” (Bagian 2)

Cerpen “Dimana Topengku?” Bagian 2 Setelah mengucapkan terima kasih, Andries dan Sarju pun melanjutkan pencarian topeng. Di dekat tangga ke panggung, mereka melihat seorang anak laki-laki berpakaian mewah dan sangat indah. Pakaiannya seperti tokoh wayang. Ia memakai topeng berwarna merah. Di tangannya tergenggam sebuah cemeti. “Mari kita tanyakan pada Prabu Kelana Sewandana,” ajak Sarju. Kedua … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Cerpen “Dimana Topengku?” (Bagian 1)

Cerpen dua bagian “Dimana Topengku?” #Bagian 1  “Di mana topengku?” tanya Andries. Ia sibuk mengaduk-aduk isi ranselnya, mencari topengnya yang tidak ada. “Tadi kau taruh di mana?” tanya Sarju. Sarju sendiri sudah siap dengan kostumnya. Ia memakai celana hitam sepanjang betis, dengan rumbai-rumbai merah dan kuning di kedua sisinya. Ia juga memakai pakaian tanpa lengan … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini: