Bingkai Persahabatan

Bingkai Persahabatan “Kita ke tempat lain saja yuk Aqila.” Ajak Asfa ketika mereka baru saja tiba di kantin sekolah. ”Loh kenapa? Bukannya tadi kamu mengatakan lapar dan ingin pergi ke kantin?” tanya Aqila heran. ”Sudah tidak berselera lagi.” Ucap Asfa sambil berbalik arah meninggalkan kantin. ”Eeehh, tunggu Asfa!”Cegah Aqila tapi sama sekali tah dihiraukan Asfa. … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Tinka Tidak Malu Lagi

Tinka Tidak Malu Lagi Oleh Hatfina Dini   “Assalamu’alaikum….” Yuna dan Ayu mengucapkan salam di depan rumah berpagar putih pendek. Seorang kakek berkaos oblong dan bertubuh pendek menjawab salam mereka. “Tinka ada, Kek?” tanya Yuna. “Kalian teman sekolahnya Tinka?” Kedua murid kelas 5 SD itu mengangguk. “Iya, Kek, hari ini kami ada janji untuk kerja … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Daftar Panjang Alasan untuk Bahagia

Mengapa aku tak seperti Masha? Masha, kaya raya. Ke sekolah naik mobil mewah, dibukakan pintu bak putri raja. Aku, biasa saja. Kayuh sepeda, pudar warnanya. Jalan kaki juga seringnya. Daddy Masha politisi, sering muncul di layar kaca. Mommy Masha sering keluar negeri. Sebulan sekali untuk berbelanja. Masha beruntung sekali. Mau apa tinggal jentik jari. Ayahku … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Taman Bacaan Arimbi

  Oleh: Fitri Kurnia Sari Arimbi mondar mandir di kamarnya. Telunjuk tangan kanannya ditempelkan di kening. Persis seperti orang yang sedang berpikir. Kemudian ia menuju dua kardus yang ada di pojok kamar. Itu adalah buku-buku cerita yang Arimbi beli selama ini. Ada bermacam-macam majalah anak dan buku cerita. “Ehm… wah, adik kakak lagi sibuk ya?” … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Ayo Main, Kak!

“Yuna sebal sama Kakak! Kakak nggak mau diajak main, Bunda! Yuna mau main sama kakak, tapi kakak bilang sibuk. Sibuk apa? Yuna lihat kakak diam aja di depan laptopnya. Nggak ngapa-ngapain,” keluh Yuna pada bunda. Ekspresi Yuna manyun imut sekali. “Memangnya Yuna mau main apa sama Kakak?” tanya Bunda sembari terus mencuci piring bekas sarapan … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Kisah Sebuah Buku Kuno (Bagian 3)

Aku melihat si bungsu menutup kepalanya dengan selimut, sementara si sulung merapatkan tubuhnya pada tembok. Setelah cukup lama diam, tiba-tiba si bungsu berbicara dengan suara yang pelan. “Jadi parakang itu yang membunuh orangtua Tenri, Paman?” tanyanya. Belum sempat aku menjawab, si sulung tiba-tiba memotongnya, “parakang itu siapa, Paman? Sulili’ itu siapa?” Parakang adalah manusia jadi-jadian. … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Kisah Sebuah Buku Kuno (Bagian 2)

Si sulung tetap mendengarkan dengan baik. Karena penasaran, dia tiba-tiba bertanya, “apa ibunya pernah membawa Tenri ke kampung itu, Paman?” “Sampai ibunya meninggal, Tenri tidak pernah ke sana bersama ibunya.” Saat mengucapkan itu, entah kenapa tiba-tiba suaraku berubah menjadi pelan sekali dan terdengar parau. Karena sudah tidak kuat lagi menahan rasa ingin tahunya, si bungsu, … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini: