Rubi rubah senang sekali bermain congklak. Namun, hari ini congklak kayunya hilang. Rubi sedih sekali. Dia tidak menemukan congklak kayu kesayangannya di mana-mana. Dia sudah mencarinya di seisi rumah, tapi congklak itu tidak ditemukannya.
“Mungkin tertinggal di rumah Kiki Kelinci? Kamu kemarin bermain congklak di rumah Kiki,” kata Piggy babi.
“Oh iya, kemarin congklakku tertinggal disana. Kiki bilang hari ini akan pergi ke rumah pamannya di hutan sebelah, jadi aku tidak bisa mengambilnya,” jawab Rubi bingung. Padahal, hari ini Rubi sudah mengajak Piggy untuk bermain congklak bersama.
“Aku ada akal. Kita ke rumah Gebi Gajah, yuk?” ajak Piggy.
“Memangnya Gebi punya congklak?” tanya Rubi.
“Pokoknya kita ke sana saja dulu,” kata Piggy. Meski bingung, Rubi mengikuti Piggy pergi ke rumah Gebi.
Gebi ternyata sedang ada di rumah. Dia senang sekali melihat kedatangan Rubi dan Kiki.
“Halo Gebi, maukah kamu menolong membuatkan congklak buat kami?” tanya Piggy.
“Bagaimana caranya? Aku belum pernah membuat congklak dari kayu?” jawab Gebi sambil menggeleng-gelengakan kepalanya yang besar.
Piggy membisikan sesuatu ke telinga Gebi yang lebar. Gebi tersenyum dan menggangguk mengerti. BLUG! BLUG! Tiba-tiba Gebi melompat-lompat di atas tanah yang lunak.
“Nah Rubi, congklakmu sudah jadi,” kata Gebi sambil menunjukkan lubang bekas injakan kakinya di tanah. Lubang-lubang itu berjajar rapi seperti congklak sungguhan.
“Terima kasih Gebi, tapi congklak ini besar sekali! Aku dan Piggy akan sulit memainkannya,” kata Rubi dengan bingung.
“Rubi, bagaimana kalau kita main lompat saja? Kamu melompat di sisi sebelah kiri, aku sebelah kanan. Siapa yang paling cepat sampai ke lubang paling ujung, dia yang menang,” usul Piggy.
Setuju! Mereka kemudian asyik bermain lompat-lompatan. (Dimuat di majalah Mombi, Oktober 2010)
aku jadi pingin ikut lompat-lompat loh, Rub.. Hahahah
Haha, congklak raksasa. Untung kayunya tidak patah saat diinjak Gebi.
Idenya dasyat, ga kepikiran bikin congklak dari kaki Gebi. Keren, Kang!
Terima kasih banyak mba Dessy ^^