Oleh: Fitriani Masruroh

Sepuluh hari lagi, Kala akan berulang tahun. Kala membuat lingkaran pada angka sebelas di kalendernya. Ia juga menuliskan dua hadiah yang diinginkan. Sepotong kue rasa strawbery dan sebuah boneka kelinci

Sejak sebulan yang lalu, Kala berusaha untuk menjadi anak yang baik. Kala tidak pernah tidur terlalu malam. Ia berusaha bangun lebih pagi dan selalu membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah.

Kala berharap usahanya tidak sia-sia. Ia juga berdoa, agar ibunya memiliki cukup uang untuk membelikannya kue dan boneka.

Namun, tiga hari menjelang ulang tahunnya Ibu Kala jatuh sakit. Dengan sabar, Kala merawat ibunya yang demam. Kala tidak tega meminta sesuatu pada ibunya. 

“Sebentar lagi Kala ulang tahun kan, Sayang?”

“Iya, Bu.”

“Kala mau hadiah apa?”

Kala menggeleng dan tersenyum, “Kala Cuma mau Ibu sembuh.”

Meski berat hati, Kala akhirnya menangguhkan keinginannya dan berdoa pada Tuhan untuk kesembuhan ibunya. Bagi Kala, ibunya jauh lebih berharga dari hadiah apapun. 

Hari ulang tahun Kala akhirnya tiba. Kala bangun kesiangan karena semalam ia sangat lelah. Saat Kala mencari ibunya, Kala menemukan sepotong kue strawberry dan sebuah boneka kelinci di atas meja.

“Selamat ulang tahun, Sayang.”

Ibu Kala memeluknya dari belakang. Kala sangat bahagia karena ibunya telah sembuh. Kala bersyukur karena Tuhan mengabulkan semua doa-doanya