Ensiklopedia Anak Cerdas – Tokoh Dunia (part 9)

Hannibal Barca

“Ayo kita lanjut lagi menjelajah,” ajak si Mesin.

Aku menyambutnya dengan riang. Sudah tidak kaget lagi ketika angin membawaku terbang.

Hingga sampailah aku mendarat di perbukitan. Tampak dari kejauhan sebuah benteng.

“Ih, perasaan kita gak kemana-mana. Ini masih di Eropa, kan?” tanyaku kesal.

Si Mesin malah tertawa, “Iya Acer. Aku ingin memperkenalkan pada seorang lagi penguasa Eropa. Namanya Hannibal Barca.”

“Eh, seperti nama klub sepakbola,” aku mengacungkan jempol. Menyangka akan melihat pertandingan sepak bola. Ternyata dugaanku meleset. Lagi-lagi aku dibawa ke arena peperangan.

Aku dibawa ke pertempuran Cannae (216 SM), ketika Hannibal Barca dan pasukannya berhasil  mengalahkan tentara Romawi yang jumlahnya dua kali lipat dari pasukannya. Sehingga ia bisa membuka pintu gerbang Roma.

Inilah kekalahan terburuk Romawi sepanjang sejarah. Pasukan Romawi kehilangan 70 ribu prajurit dan puluhan pejabat tinggi lainnya.

Hannibal Barca lahir tahun 247 SM, ia adalah putra dari Hamilcar Barca, pemimpin Kerajaan Kartago. Ada dua negara raksasa pada abad ke-3 SM, yakni Kartago dan Romawi. Keduanya selalu bersaing memperebutkan wilayah.

Pada perang Punik I (264 – 241 SM), Kartago yang dipimpin oleh Hamilcar kalah dari Romawi. Sehingga Laut Tengah, Pulau Sisilia, dan Pulau Sardinia jatuh ke tangan Romawi.

Ketika itu Hannibal masih berusia 9 tahun, ia bertekad untuk membalas kekalahan Kartago. Hannibal terus menempa dirinya menjadi seorang prajurit yang tangguh dan tak terkalahkan. Pada tahun 221 SM, ia mengambil alih komando Kartago dan memimpin pasukan untuk menyerang Romawi.

Selama 15 tahun lamanya, ia tak pernah pulang. Hannibal dengan tekad kuat menguasai wilayah demi wilayah.  Pada 218 SM. Dia mendarat di Hispania (Spanyol), melintasi Galia (Perancis) dan mulai berbaris ke arah Roma.

Ia mendapat perlawanan dari suku-suku yang dilewatinya seperti Galia dan Kelt. Namun kemudian para tentara yang dikalahkannya ia bersedia bergabung untuk melawan Romawi bersama pasukan Hannibal yang tersisa. Hannibal pandai melancarkan strategi perdamaian. Ia merangkul semua suku dengan menawarkan persahabatan untuk melawan Romawi.

Sehingga walaupun jumlah pasukannya lebih sedikit, Hannibal berhasil mengalahkan Romawi dan menguasai Italia Selatan. Pasukan Hannibal terkenal dengan kecepatannya dalam penyergapan. Tiba-tiba datang tanpa diketahui lawan.

Ia juga menggunakan mesin perang berupa gajah. Lawan menjadi gentar melihat pasukan gajah yang menyerang dengan kekuatan bagaikan tank.

Hannibal lalu berkuasa di Eropa. Namun hanya 15 tahun saja. Ia terpaksa pulang karena Kartago diserang Romawi di perang Zama (202 SM).

Romawi yang dipimpin oleh Scipio Africanus, mengatur strategi menyerang Kartago lewat lautan dan memaksa untuk perang terbuka. Inilah kelemahan Hannibal dan tentaranya. Akhirnya Hannibal kalah, ia pun pulang kembali ke rumahnya.

Setelah perang berakhir, Hannibal diangkat menjadi pejabat pemerintahan. Ia menjalankan tugasnya dengan cakap. Banyak perbaikan yang dilakukannya untuk Kartago.

Namun Romawi menganggapnya sebagai ancaman. Romawi menuntut agar Hannibal diserahkan sebagai tawanan. Hannibal menolak, ia memilih hidup sebagai orang buangan dan lari dari Romawi. Hingga akhirnya ia sampai di kota Libyssa di Asia Minor dalam kondiri putus asa. Hannibal pun mengakhiri hidupnya dengan meminum racun pada tahun 183 SM.

–Fakta unik —
Hannibal Barca sudah punya visi dari kecil untuk mengalahkan Romawi. Cita-citanya begitu kuat tertanam. Ia berjanji pada ayahnya, “Segera setelah aku cukup dewasa, akan kugunakan api dan besi untuk mengakhiri takdir Romawi.”
Ia pun membuktikan tekadnya itu setelah 22 tahun kemudian.

 

Bersambung…

  • Ilustrasi by AI . Silakan kontak admin,  jika ada ilustrator yang ingin menyumbang gambar pengganti. 
  • Dilarang copas atau mengutip isi artikel ini. Hargailah kerja keras kreator menyajikan bacaan gratis untuk pembaca. Jangan dinodai oleh plagiator.
Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar