Ensiklopedia Anak Cerdas – Tonggak Sejarah Dunia (part 16)

Sumber Pemikiran Skolastisisme

“Wah.. wah.. menarik nih. Para cendekiawan skolastisisme banyaknya merujuk kemana?” tanyaku penasaran.

Professor Will lalu menjelaskan, bahwa ada tiga sumber yang sangat berpengaruh pada pemikiran para cendekiawan saat itu yakni:

  1. Agustinus, tokoh teologi dan filsafat pada jaman  Patristik. Patristik berasal dari kata Latin pater atau bapak, yang artinya para pemimpin gereja. Hingga 10 abad, teori dari Agustinus ini banyak dipakai dan sangat berpengaruh terhadap pemikiran Eropa.
  2. Aristoteles, yakni filsuf Yunani yang merupakan guru Alexander Agung. Pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh terhadap pemikiran Eropa, karena dipakai oleh Santo Thomas Aquinas, seorang tokoh terbesar Skolastisisme.
  3. Para Filsuf Yunani, Islam dan Yahudi terutama Ibnu Rusydi dan Ibnu Sina.

“Jadi saat itu kebangkitan ilmu pengetahuan di Eropa dan Islam bersamaan ya?” tanyaku ketika mendengar nama Ibnu Sina.

Professor Will mengacungkan jempol, “Betul! Nanti kita bahas khusus tentang perkembangan di dunia Islam, ya.”

Skolastisisme terbagi dalam 3 jaman:

  1. Skolastik Awal, berlangsung dari tahun 800-1200 M. Tokohnya yang paling berpengaruh adalah Peter Abaelardus.
  2. Skolastik Puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300 M. Pada saat ini pemikiran berkembang pesat, berdiri banyak universitas dan ordo-ordo. Tokohnya adalah Albertus Magnus dan Thomas Aquinas.
  3. Skolastik Akhir, berlangsung dari tahun 1300-1450 M. Masa ini sudah mulai bosan, tokoh yang berpengaruh adalah William Ockharn dan Nicolas Cusasus.

Perang Seratus Tahun

“Senang rasanya melihat para ilmuwan dan cendekiawan. Tak ada perang,” aku menarik nafas lega.

“Eits, jangan salah, di abad pertengahan ini pun masih ada perang. Sudah menjadi tabiat manusia berebut kekuasaan,” Professor Will tampak sedih.

Ah, rupanya perang masih ada. Bahkan perang pada masa ini berlangsung hingga 100 tahun! Berlangsung dari tahun 1337-1453 M, pertempuran antara Inggris dan  Perancis. Yang menjadi cikal bakal Perang Seratus Tahun ini adalah berakhirnya kekuasaan Raja William Normandy. Ia dijuluki Sang Penakluk karena tak mengenal takut. Setelah kematiannya, keturunannya ada yang berkuasa di Perancis, sebagian lagi di Inggris. Hal ini menyebabkan saling mengklaim siapa yang berhak mewarisi tahta Inggris dan Perancis.

Dimulai dengan persaingan antara keluarga Valois yang mengklaim bahwa mereka adalah pewaris sah tahta Perancis, dengan keluarga Anjou yang menyakini bahwa merekalah pewaris Inggris juga Perancis. Perang tak terelakkan dan berlangsung terus sampai akhirnya pihak Perancis dapat mengusir tentara Inggris.

“Huaa lama sekali itu perangnya!” seruku kaget.

“Ya, Perang Seratus Tahun ini membawa akibat yang besar bagi Eropa,” Professor Will tampak sedih.

Bersambung…

  • Ilustrasi by BING . Silakan kontak admin,  jika ada ilustrator yang ingin menyumbang gambar pengganti. 
  • Dilarang copas atau mengutip isi artikel ini. Hargailah kerja keras kreator menyajikan bacaan gratis untuk pembaca. Jangan dinodai oleh plagiator.

 

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar