Awal Petulangan
Sudah cukup kan perkenalan dengan aku, Acer si anak Cerdas? Hehe… juga tentang tempatku tinggal kota Stomata Politan dan Pulau Daun Ungu. Nanti akan kuceritakan lagi tentang tempat-tempat seru di Pulau Daun Ungu. Sekarang, aku sudah tak sabar ingin bercerita tentang petualangan pertamaku!
Saat itu tengah malam. Dingin. Sedari sore hujan turun dengan deras. Petir menyambar menyisakan suara menggelegar memecah sunyi. Mencekam.
Aku tak bisa tidur. Sedang berpikir keras. Bukan.. aku bukan pemikir hebat. Aku tidak sedang bepikir sebuah penemuan. Ya, aku hanya memikirkan bagaimana caranya bisa pergi ke dapur dengan aman. Hanya itu. Aku takut. Tapi perutku keroncongan.
Ah, daripada tak bisa tidur, kuberanikan diri saja merayap turun, mencari makanan di dapur. Baru saja tanganku menggapai roti di meja, tiba-tiba….
Sebuah cahaya berpijar dari halaman belakang rumah tetanggaku, Professor Will. Aku membeku beberapa detik. Tapi rasa penasaran menarikku untuk menarik engkol pintu dapur. Seolah terhipnotis aku berjalan… berjalan… dan terus berjalan keluar rumah. Melintasi halaman belakang rumahku menuju rumah Professor Will.
Cahaya kuning, merah, hijau yang berkelip-kelip disana seolah memanggilku. Dan tiba-tiba cahaya itu telah melingkupi. Wuss.. aku tersedot. Aku tersedot dalam pusaran cahaya!
Hendak kemanakah aku?
Kumparan cahaya itu akhirnya berhenti. Aku menarik nafas dalam-dalam. Pandanganku masih kunang-kunang. Mungkin kesadaranku tidak akan juga pulih kalau saja tidak ada suara cempreng yang mengelegar di telingaku, “Aceeer!” ya, itu suara profesor Will.
“Kenapa kamu ada disini?” tanyanya kaget.
“Dimana aku?” aku malah balik bertanya. Ah, rupanya sudah siang. Apakah aku melakukan perjalanan dalam cahaya selama semalaman?
Tapi hei, mana kebun belakang? Mana pohon mawar? Yang ada di depanku sekarang adalah lapangan rumput yang luas daaaan….. kera raksasa!
Aku hendak menjerit, tapi tangan Professor Will mendekapku. Aku diseret ke balik semak.
“Itu manusia purba,” bisiknya.
“Hah?” Aku hanya terngaga.
Oh, rupanya aku terseret ke Jaman Purba! Kumparan cahaya yang kulihat tadi malam adalah mesin waktu ciptaan Professor Will. Ugh, tanpa sengaja aku jadi ikut petualangan menembus waktu. Aku tak menyesal walaupun tak jadi makan roti, karena ini benar-benar seru!
Kami melihat langsung kehidupan manusia purba. Tahukah kalian apa itu manusia purba?
Bersambung…
(Dilarang copas atau mengutip isi artikel ini. Hargailah kerja keras kreator menyajikan bacaan gratis untuk pembaca. Jangan dinodai oleh plagiator)