Oleh: Inong Islamiyati
“Diva, pokoknya besok kamu datang ya ke pesta ulang tahunku.”
“Maaf Ririn, aku sibuk.”
“Ayolah Diva. Tak usah bawa kado pun tidak apa-apa asalkan kamu datang. Masa setiap kali aku ulang tahun teman sebangkuku tidak pernah datang. Ini ulang tahun terakhirku di SD. Nanti belum tentu kita bisa bertemu lagi.”
Ririn adalah anak paling kaya di sekolah. Hal itu sering membuat Diva tidak percaya diri karena dia adalah anak dari keluarga biasa-biasa saja. Setiap kali ulang tahun, Ririn selalu mengajak semua teman sekelas dan mengadakan pesta di rumahnya. Ini adalah ulang tahunnya yang ke 12 sekaligus ulang tahun terakhir yang diadakan bersama teman-teman SD. Karena itulah pesta kali ini akan diadakan lebih meriah daripada ulang tahun sebelumnya.
Keesokan harinya
“Tapi gimana kalau Ririn tidak suka kak?”
“Yang terpenting kamu memberi hadiah itu dengan tulus. Tidak peduli hadiah itu murah ataupun mahal, nilai yang terpenting adalah ketulusan dan kasih sayang.” Kakakku Fitra, merapihkan rambutku dan segera mengantarkanku ke rumah Ririn.
Pesta ulang tahun Ririn sangat meriah. Balon warna-warni diterbangkan ke udara. Ada juga banyak kue dan permen.
“Diva! Akhirnya kamu datang juga. Makasih ya. Aku senang banget akhirnya kamu mau datang ke pestaku.”
“Iya. Ini Ririn hadiah untukmu. Maaf kalau ini terkesan biasa saja.”
“Bagiku kamu datang saja sudah menjadi hadiah terindah. Terima kasih Diva.”
Hadiah yang diberikan Diva sangat sederhana. Sebuah gambar Ririn yang sedang tersenyum sambil memakai gaun ulang tahun. Tetapi bagi Ririn, hadiah terindah yang lebih baik dari itu semua adalah kehadiran sahabat baiknya di hari istimewa ini.