Oleh: Elfia Farah
Hari ini ulang tahun Yuka, kakakku. Aku ingin memberikan hadiah istimewa seperti permintaannya. Saat ulang tahunku bulan lalu, Yuka memberiku hadiah baju dengan hiasan hasil eco print yang dibuatnya sendiri. Cantik sekali. Aku sangat menyukainya.
“Kalau aku ulang tahun nanti, beri kado masakanmu ya,” pinta Yuka waktu itu.
Memang sejak sebulan yang lalu aku belajar memasak dari Ibu. Aku sudah bisa membantu Ibu menyiapkan menu makan malam.
Setelah pulang sekolah, aku sibuk di dapur. Aku akan membuat cheese cake kesukaannya.
Telur dan gula kukocok. Lalu terigu kumasukkan. Setelah beberapa bahan dan keju tercampur rata, adonan siap dicetak dalam loyang dan kumasukkan ke oven. Meskipun baru pertama kali ini aku membuat kue, aku yakin hasilnya tidak mengecewakan. Selama belajar memasak, Ibu selalu memujiku pintar memasak, cepat menangkap apa yang dijelaskan Ibu.
Kling!
Kudengar bunyi oven. Tanda kue sudah matang. Segera kue kukeluarkan lalu menghiasnya.
Ow, aku sungguh terkejut.
“Halo, Chef Mely!” suara Yuka di belakangku.
Aduh, Yuka tak boleh melihat prosesnya. Ia hanya boleh melihat hasil kuenya yang cantik. Segera kusuruh Yuka ke ruang tengah.
“Taraaa …. Selamat ulang tahun, kakakku yang hebat.” Kupeluk saudaraku satu-satunya.
Yuka tak sabar ingin segera menikmati kue kesukaannya. Ia ambil sepotong dan menjilati krimnya.
“Yummy …,” serunya tertawa.
Tiba-tiba ….
“Huek … pahit! Kuenya gosong!”
Aku tertunduk malu. Wajahku pucat pasi.