Ikan dan Burung Bangau

Di sungai Milung, hutan pegunungan Kepulauan Maluku, ada seekor Ayam yang sedang beristirahat. Setelah seharian mencari makan, ayam itu duduk dengan tenang di pinggiran sungai pada sebuah semak-semak. Ayam menikmati keasrian lingkungan di sekitar sungai.

“Enak sekali udaranya. Hem…segar!” ucap ayam sambil rebahan di rerumputan.

Angin semilir dari semua arah menjadikan suasana lebih terasa nyaman.

“Ha!”

Ayam kaget melihat burung bangau terbang berputar-putar di atas sungai.

“Burung bangau pasti sedang mengincar ikan di sungai!” ucap ayam sambil terus memperhatikan gerak-gerik burung bangau.

Burung bangau melihat suasana sekitar sungai. Kepala burung bangau menengok ke arah kanan dan kiri.

“Keadaan baik, siap beraksi.” tutur bangau dengan tegas.

Ikan tidak sadar sedang diintip dari jauh oleh burung bangau.

“Alhamdulillah, kamu tertangkap. Ini adalah santapan terlezat!”

Gembira sekali hati si burung bangau tersebut. Karena ikan yang sudah lama dimimpikan bisa tertangkap dengan mudah.

“Aduh! Bagaimana caranya supaya aku bisa lepas?” rengek ikan.

Dengan segala usaha, ikan berusaha lepas dari burung bangau.

Karena burung bangau berkata terus, saat ikan sudah berada di mulut burung bangau, tiba-tiba ikan bisa terlepas.

“Clup!”

“Yaa, kamu lari!”

Ikan merasa gembira bisa melarikan diri dari burung bangau.

Ikan sengaja menyelam lama ke dalam air, untuk menghindari dari si pemburu.

“Hai, ikan! Kau pintar sekali bisa lepas dari cengkeraman tangan si pemburu ikan, rahasianya apa?”

Ikan tersenyum dengan bangga kepada ayam.

“Allah Maha Pintar. Semua binatang ciptaan-Nya pasti memiliki kelebihan.”

Ikan memotong perkataannya.

Ayam melangkah mendekat lagi kepada ikan.

“Terus gimana ceritanya?” desak ayam.

“Kita diciptakan oleh Allah dengan badan licin.” jelas ikan.

“Pantas, kamu bisa lepas dari genggaman tangan kuat.” kata ayam sambil terheran.

“Badan licin pada kita, juga memiliki fungsi yaitu untuk mempertahankan hidup. Memang ciptaan-Nya tiada tanding.” terang ikan.

“Maksudnya?” ayam menjadi bertambah ingin tahu.

“Begini, kebanyakan dari kita memiliki cairan yang licin di sela-sela sisiknya. Cairan itu berfungsi mengurangi gesekan dengan air saat ikan berenang. Untuk bertahan hidup, ikan harus terus bergerak tanpa henti. Dengan seperti itu, ikan akan mendapatkan makanan dan dapat menemukan perairan yang suhunya tepat untuk bertahan hidup.” Jelas ikan.

“Masya Allah…, Allah Maha Sempurna.”

Ayam bertasbih terus, dia memuji-Nya tiada henti.

“Dibalik ciptaannya, pasti tersimpan rahasia-rahasia.” Tambah ikan.

Ayam menganggukan kepala dengan rasa takjup.

 

#TALISKAMIS

Sumber Foto : Wallpapperbetter

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar