Oleh : Lina Herlina
“Bu, tadi aku terlambat masuk sekolah.” Rakey mendekati Ibu yang sedang menghaluskan singkong kukus. Kali ini Ibu akan membuat stik singkong keju, cemilan yang jadi favorit keluarga. Tinggal dicocol sambal, semuanya suka.
“Kenapa?”
“Belok dulu ke bengkel, bannya meletus,” kata Rakey sambil tertawa. “Tapi, Bu, ada lho, temen aku yang hampir tiap hari terlambat,” lanjutnya dengan nada sedih.
“Oh, iya?” Ibu mengerutkan dahi.
“Dodi namanya, yang ayahnya meninggal itu.”
“Lalu…”
“Setiap hari, Dodi diminta ibunya untuk mengantarkan dulu gorengan ke warung. Ibu Dodi tidak bisa keliling, adik Dodi sakit. Kata Dodi sih, kakinya tersiram air panas, tidak boleh dulu jalan kaki.”
“Kasihan, nanti kita…”
“Rakey Rakey…” Suara Dodi yang keras, menghentikan suara Ibu.
“Bu, Rakey main dulu, ya, itu Dodi udah memanggil.”
“Boleh, tidak lama, ya,” sahut Ibu.
“Siap, Bu, makasih, ya.” Rakey berjalan keluar.
***
Rakey pergi bersama Dodi menuju sawah. Rakey yang dikenal pintar memancing ikan gabus sawah, mulai memperhatikan lubang-lubang di sawah.
“Key, sepertinya itu lubang gabus.” Dodi berbisik.
“Bukan, itu lubang belut, kecil dan bulat , haha.”
“Kali aja anaknya.” Dodi ngeles, sambil tertawa.
“Nah, ini lubang ikan gabus, coba masukan kailnya.”
Dodi memasukan kail, setelah beberapa lama, Rakey mengajak pindah. Pengalaman Rakey, jika ditunggu satu menit saja tidak ada respon, berarti tidak ada ikan gabus di sana.
Dodi berjalan mengikuti Rakey, sampai di ujung, Rakey baru berhenti.
“Nah, ssst…. kepala gabusnya keliatan.” Rakey memasang cacing di kailnya, lalu memasukan perlahan. Tidak menunggu lama,
“Eeeh…..” Tangan Rakey tertarik ke dalam lubang. “Yes, umpan berhasil dimakan.” Rakey bersemangat.
Rakey kemudian menarik kailnya. Ada ikan gabus sebesar dua jari, berhasil menempel di kailnya, menggelepar-gelepar.
“Hureee, aku dapet ikan, horeee…..” Dodi berjingkrak.
“Kok, kamu, ini kan aku yang dapet.”
“Hehe, iya maksudnya kamu, dan aku seneng, aku suka ikan gabus.”
Rakey tertawa melihat Dodi girang.
Hampir tiap hari Rakey main ke sawah atau ke sungai dan hebatnya dia selalu pulang membawa ikan gabus. Kadang tidak satu ikan namun lima dengan berbagai ukuran. Walau begitu, ikan gabusnya tidak selamanya dibawa ke rumah. Kadang diberikan kepada siapa saja yang mau. Apalagi kali ini Dodi sangat membutuhkannya. Kata dokter di Puskesmas, adik Dodi harus banyak makan ikan gabus. Ikan sawah itu banyak mengandung albumin yang diperlukan untuk penyembuhan luka bakar. Rakey sangat senang bisa membantu Dodi.
Suatu hari Dodi sangat bersemangat mengajak Rakey ke sawah. Ya, karena adiknya begitu suka makan ikan gabus. Dan saat diperiksa ke Puskesmas, kata dokter luka adiknya sangat cepat sembuhnya.
“Kan aku harus pulang dulu, ganti baju,” kata Rakey.
“Gak usah lah, nanti aja, gak akan kotor kan. Aku mau lagi ikan gabus.”
Akhirnya Rakey mengikuti permintaan Dodi. Rakey pergi ke sawah. Kail yang Rakey punya selalu dibawa di tasnya. Setelah mendapatkan ikannya, Dodi mengucapkan terimakasih. Tidak lupa meminta maaf, gara-gara dia mengajak langsung ke sawah, Rakey terpeleset dan baju seragamnya kotor.
Sampai di rumah, Dodi sangat gembira memberikan ikan kepada ibunya. Sementara Rakey dimarahi Ibu.
“Kenapa tidak ganti baju dulu? Bukannya Ibu sudah bilang, sebelum pergi ke sawah baju harus diganti. Sudah seminggu ini, setiap hari kamu ke sawah. Mencari ikan, tapi tidak pernah pulang membawa ikan.“
Rakey tertunduk. Dia merasa bersalah.
“Maafkan aku, Bu. Akan segera aku cuci.”
“Iya, mulai besok tidak perlu ke sawah lagi!” jawab Ibu pendek.
Rakey tahu Ibu kesal.
Keesokan harinya, Ibu Dodi datang ke rumah Rakey sambil membawa singkong. Dodi sering bercerita kalau Rakey dan keluarganya suka dengan singkong. Mereka sering membuat stik singkong keju. Ibu Rakey tentu saja sangat senang.
“Saya mengucapkan terimakasih. Anak Ibu sangat baik,“ kata Ibu Dodi membuka pembicaraan.
Ibu Rakey heran dengan kata-kata Ibu Dodi.
“Saya tidak tahu apakah ikan gabus itu memiliki khasiat yang hebat, atau bagaimana. Baru seminggu saja adik Dodi rutin makan ikan gabus, luka bakarnya cepat sembuh. Sekarang sudah lincah. Ikan gabus itu ajaib.” Ibu Dodi mengulang kembali apa yang sudah dibicarakannya.
Tiba-tiba Ibu ingin memeluk Rakey dan membuatkan stik singkong keju kesukaannya. ***
*Naskah sudah pernah diterbitkan
BIODATA PENULIS
Lina Herlina, seorang penulis kelahiran Bandung. Mengawali menulis buku cerita anak sejak tahun 2013. Beberapa karya cerita anaknya dimuat di berbagai media seperti Majalah Bobo, Koran Berani, Solo Pos, dan media lainnya. Kemudian pada tahun 2014 karya bukunya mulai terbit. Sampai saat ini sudah menghasilkan puluhan buku. Beberapa diantaranya, buku 40 Cerita dan Doa Sehari-hari (cetakan ke-2, Tiga Ananda 2017), Rukun Islam For Muslim Kids (Elexmedia, 2017), Komik Aku Cinta Al-Qur’an (cetakan ke-2, Gema Insani 2021) dan buku Mengenal Allah Mencintai Islam A to Z (cetakan ke-4, Gema Insani 2021). Selain menulis, Lina juga aktif menjual buku-bukunya dan memiliki tim pemasaran. Lina bisa dihubungi di IG @herlinalina58
Masyaallah, konten STEM nya bikin nambah ilmu, kisahnya bikin haru TT
MasyaAllah, makasih dah mampir..
Ceritanya bagus banget kak 😍
Terima kasih, kakak 🙂
suka dengan alur ceritanya
Wah, terima kasih, Kak Siti 🙂