Oleh: Alex Hasan
Beberapa hari lagi Mama akan menjemputnya pulang. Mona merasa liburannya di rumah nenek kali ini sangat membosankan.. Satu-satunya teman bermain adalah Tuti, sepupunya. Mereka hanya bermain di sore hari.
Tiba-tiba Mona ingat sesuatu! Dia segera mengambil ponselnya dan menelepon Mama. Mona mengutarakan keinginannya merayakan ulang tahunnya di rumah nenek.
“Biar lebih seru, undang saja teman-teman yang tinggal di sekitar rumah Nenek” saran Mama.
“Serius, Ma? Terima kasih ya, Ma,” seru Mona penuh kegembiraan.
Keesokan harinya, rumah Nenek dipenuhi tawa ceria anak-anak. Nenek mengundang teman-teman Tuti untuk memeriahkan pesta ulang tahun Mona. Kegembiraan terpancar dari wajah-wajah mereka.
Selepas pesta, Mona dan Tuti duduk di atas tempat tidur. Mereka membuka satu persatu kado pemberian teman-temannya tadi. Mona merasa heran melihat isi kadonya tersebut.
“Tuti,” kata Mona, “Aku baru kali ini mendapatkan kado seperti ini.”
“Maksud kamu?” Tuti mengerutkan kening.
“Setidaknya, teman-temanku akan memberiku boneka besar, sepasang sandal imut, buku cerita atau komik terbaru. Bahkan tshirt dan dress cantik!”
Tuti tersenyum. “Kami mana mampu membeli barang-barang seperti itu? Sementara uang jajan kami tidak seberapa?”
Mona mengangguk-anggukan kepalanya, meresapi perkataan Tuti.
“Sabun mandi, pasta gigi, buku tulis dan pensil atau snack dari warung, adalah barang yang menurut kami pantas dan pas untuk dijadikan hadiah,” lanjut Tuti.
“Terima kasih ya, Tuti. “Mona langsung memeluk Tuti. “Yang lebih penting adalah do’a tulus kalian.” lanjut Mona.
“Dan…,” ujar Tuti.
“Aku sekarang punya banyak teman, yaitu sahabat kamu!” Sambar Mona.
Kedua saudara yang bersahabat itu tertawa bersama.***