Kantong Semar, Tumbuhan Pemakan Daging

Jika hewan pemakan daging itu biasa, bagaimana kalau yang pemakan daging itu tumbuhan? Ih, seram dong. Tapi dia tidak seseram namanya kok, flora ini hanya memakan serangga dan hewan kecil. Makanya Kantong Semar digolongkan sebagai karnivora.

Unik bukan? Yuk kita telusuri tentang kehidupannya!

Pemakan Serangga

Kantong Semar atau Nepenthes adalah sejenis tumbuhan merambat (liana) yang ujung daunnya membulat membentuk kantong. Kantong-kantong ini digunakan untuk menangkap serangga atau hewan kecil lainnya. Tidak seperti Titan Arum ataupun Rafflesia yang menarik serangga untuk penyerbukan, tapi Kantong Semar memanggil serangga untuk dimakan!

Hiy, seram yah, untuk apa sih Kantong Semar makan serangga? Ia menggunakan serangga sebagai sumber nitrogen. Tumbuhan juga butuh nitrogen loh untuk pertumbuhan.

Kantong Semar memiliki bibir berwarna kemerahan pada ujung kantong dan beraroma khas yang menarik serangga datang. Setelah serangga menyentuh bibir kantong, ia akan tergelincir menginjak permukaan yang licin. Daaan Hap! Nyam.. nyam, dimakan deh serangganya. Setelah hewan tersebut masuk, ia akan segera dicerna pada semacam lambung di bagian bawah kantong. Pada “lambung” tersebut terdapat cairan asam yang bernama proteolase yang mengubah serangga menjadi posphat dan nitrat. Sari nitrogen inilah yang membuat Kantong Semar dapat bertahan hidup walaupun di daerah yang miskin unsur hara.

Beda jenis Nepenthes beda kesukaan loh. Ada yang suka lalat, ada yang suka semut, bahkan ada yang bisa makan anak kodok! Wow jagoan juga yah si Nepenthes ini?

Daun Bukan Bunga

Sekilas kantong yang menggelembung pada Nepenthes mirip bunga. Namun sebenarnya itu adalah daun yang termodifikasi membulat menjadi penjebak serangga. Adapun bunganya sendiri berpenampilan sederhana. dengan empat kelopak tanpa mahkota dan terangkai memutar dalam satu tandan mirip seperti setandan pisang. Ukuran diameter masing-masing bunga biasanya tak lebih dari 1 cm. Karena Nepenthes berumah dua maka masing-masing tanaman hanya memiliki bunga jantan atau bunga betina saja. Bunga biasanya baru muncul pada saat tanaman telah tumbuh menjalar dan telah membentuk kantong atas. Pada tanaman muda, jenis kelamin tanaman tak dapat dibedakan berdasarkan morfologi tanaman.

Sulur tanaman ini bisa sangat panjang loh, 15 sampai 20 meter merambat pada pohon lain. Dan sebagian ada yang epifit, yaitu menumpang hidup pada pohon lain. Namun beberapa jenis dapat dibiakkan pada pot sebagai tanaman hias.

Endemik dan Langka

Jumlah spesies Nepenthes diperkirakan lebih dari 100 jenis. Dari 82 yang ditemukan, 64 ditemukan di Indonesia. Sebagian besar adalah endemik, yaitu hanya hidup di hutan-hutan Sumetera, Kalimantan dan Irian. Dan banyak jenis Kantong Semar endemik Indonesia ini yang hampir punah, kasihan yah.

Kelangkaan Kantong Semar dikarenakan pembukaan hutan tempat habitat inang Kantong Semar tumbuh. Jika pohon tempat Kantong Semar memanjat rusak, tentu ia ikut musnah.

Maka perlu dilakukan usaha konservasi yaitu di hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Bengkulu. Nepenthes menjadi salah satu tanaman yang dilindungi negara berdasarkan undang-undang UU No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan satwa yang dilindungi. Namn di TNKS pun tanaman sukar ditemukan dan mulai terancam punah. Menurut pemerintah setempat, salah satu penyebabnya adalah banyak warga sekitar menggunakan tumbuhan merambat ini untuk membungkus kue tradisional.

Sementara itu, di wilayah Kalimantan Tengah, tanaman langka ini diperjualbelikan sebagai tanaman hias. Tiap pot kantong semar dijual seharga Rp35.000 sampai Rp70.000. Para penjual mengambil kantong semar dari hutan di wilayah Kabupaten Katingan.

Di beberapa negara pun Kantong Semar mulai dibudidayakan karena keunikan bentuknya. Ia dijadikan tanaman hias dengan harga yang cukup tinggi. Apalagi pemeliharaannya cukup mudah, tinggal diberi makan serangga saja, bukan?

Fakta Menarik

  • Kantong Semar jenis Nepenthes iowii dewasa memanfaatkan kotoran serangga sebagai sumber makanannya. Sehingga tumbuhan yang hidup di hutan Kalimantan ini menjadi tempat yang nyaman untuk “toilet” serangga.
  • Setiap jenis Nepenthes memiliki makanan favorit yang berbeda, semut adalah menu kesukaan bagi mirabilis. Species kantung semar N.albomarginata adalah pemburu sepesialis rayap. Ada pula species katung semar yang “vegetarian” alias tak suka menyantap daging. Yaitu N. ampullaria.
  • Di dalam kantong tumbuhan Nepenthes bicalcarata yang hidup di sebelah India Timur, hiduplah koloni semut. Uniknya, semut ini hidup nyaman berdampingan dan tidak “dimakan” Nepenthes.
  • Kantong Semar bisa dipakai sebagai pertanda iklim. Jika pada suatu kawasan atau areal di tumbuhi oleh Nepenthes gymnamphora, berarti kawasan tersebut tingkat curah hujannya cukup tinggi, kelembapan diatas 75 %, tanahnya pun miskin unsur hara
  • Cairan dari kantong yang masih tertutup dapat digunakan sebagai obat batuk dan asma. Dan para pendaki gunung, mengambil airnya sebagai minuman.
  • Kantong Semar punya berbagai macam julukan yaitu di Riau disebut periuk monyet, kantong beruk di Jambi, ketakung di Bangka, sorok raja mantri  di Jawa Barat, ketupat napu  di Dayak Katingan, telep ujung  di Dayak Bakumpai, dan selo begongong  di Dayak Tunjung. Sedangkan nama  Nepenthes pertama kali dikenalkan oleh J.P Breyne. Nama Nephentes diambil dari sebuah nama gelas anggur
Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar