Kiki dan Balu

Di hutan yang tidak jauh dari pedesaan, ada sekumpulan monyet yang tinggal di sana. Monyet-monyet itu hidup saling berdampingan membantu satu sama lain jika kesusahan. Ada satu anak monyet bernama Kiki yang sering datang ke pedesaan untuk mencari makanan, padahal ibunya sudah melarangnya karena berbahaya. Namun Kiki masih saja datang ke desa tersebut. Hingga suatu hari, kondisi hutan tempat Kiki tinggal sedang sepi penghuni, karena semua monyet sibuk mencari makanan di hutan, kecuali Kiki. Kiki hanya bermalas-malasan diatas pohon sesekali bergelantungan di ranting pohon sambil makan buah pisang. Tiba-tiba pandangannya tertuju kepada sekelompok manusia yang sedang membawa banyak buah pisang, Kiki langsung bergegas mengikuti manusia itu dengan hati-hati.

“Wah, banyak sekali pisang yang mereka bawa.” Gumamnya sambil terus mengendap-endap diatas pohon.

Setelah berhasil mengikuti salah satu manusia, Kiki bersembunyi didapur dan menunggu manusia tersebut meletakkan buah pisangnya. Ketika manusia itu meletakkan buah pisangnya di dapur dan pergi, tanpa pikir panjang lagi Kiki langsung mengambil beberapa buah pisang dan memakannya dengan lahap.

Saking asiknya menikmati buah pisang, tanpa disengaja ekornya yang panjang menyenggol mangkuk yang berada di rak samping tempat Kiki duduk.

Pyraaanngg! Suara itu terdengar nyaring, terlihat pemilik rumah datang untuk memeriksanya. Kiki segera lari dan bersembunyi, tanpa disadarinya Kiki masuk ke dalam kandang kambing.

Embbeeekk! Embbeeekk! Kambing-kambing itu mengembek karena ketakutan melihat kedatangan Kiki.

“Sssttt….! Kalian diam! Jangan mengembek lagi nanti manusia itu menemukan aku disini.” ucap Kiki kepada para kambing, Kambing-Kambing itu langsung terdiam.

“Hei siapa kamu! kenapa kamu datang kemari, bukankah tempatmu ada di hutan sana.” tanya Balu, kambing yang paling tua di antara kambing lainnya.

“Namaku Kiki, aku tadi mengikuti manusia dan mengambil beberapa buah pisang untuk aku makan, karena aku hampir ketauan sehingga aku berlari dan bersembunyi disini.” Kiki berusaha menjelaskan apa yang dialaminya kepada para kambing.

“Kamu tidak boleh mencuri Kiki, itu tidak baik, jika kamu ingin makan pisang kamu harus memintanya dengan baik atau kamu mencarinya sendiri di hutan.” Balu menasehati Kiki yang terus terpojok di kandang kambing.

“Maafkan aku, jangan sakiti aku, aku berjanji tidak akan mencuri lagi.” ucap kiki sambil ketakutan karena balu terus maju kearahnya.

“Kamu bisa memanggilku Balu, aku kambing tertua disini, sekarang pulanglah hari sudah mulai gelap.” kata balu dengan bijak

“I…ya.., terima kasih karena tidak menyakitiku.” ucap Kiki sambil berjalan keluar dari kandang kambing.

Kiki pun pergi meninggalkan Balu dan kembali ke hutan, sepanjang perjalanan Kiki menyesali perbuatannya, kakinya masih bergetar karena ketakutan.

Keesokan paginya Kiki datang kembali untuk menemui Balu. Kiki membawa beberapa makanan untuk Balu dan teman-temannya sebagai ucapan maaf atas kejadian kemarin.

“Balu, apa aku mengganggumu?” tanya kiki yang langsung menghampiri balu.

“Kiki sedang apa kamu disini? Disini berbahaya ucapnya.”

“Aku membawakan beberapa makanan untuk kalian sebagai tanda permintaan maafku atas kejadian kemarin.” jawab Kiki sambil menyodorkan makanan di depan Balu dan teman-temannya. “Kalian tidak perlu khawatir ini bukan hasil mencuri, aku mencarinya sendiri di tengah hutan.” Imbuhnya.

Balu dan teman-temannya pun berterima kasih kepada Kiki, mereka memakan makanan bersama-sama sambil bercanda. Sejak itu Kiki sering berkunjung menemui Balu dan membawa makanan. Sejak itu pula Kiki menjadi anak yang rajin dan suka membantu kedua orang tuanya, hal itu karena Kiki memiliki teman baik seperti Balu dan lainnya.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar