Kisah Duyung Kecil

Pada zaman dahulu, hiduplah Putri Duyung kecil bernama Pitati. Dia hidup sendirian setelah ibu dan ayahnya telah tiada. Kepergian ibu dan ayahnya membuat dia selalu bersedih karena ulah kerakusan Hiu Purba yang telah melahap mereka. Akibat peristiwa itu sampai sekarang Pitati masih merasa sedih dan kehilangan.

Semenjak Pitati hidup sendirian, dan tidak mempunyai teman bermain. Pitati selalu disebut sebagai duyung kecil karena tubuhnya tak tumbuh sesempurna duyung lainnya. Pitati hanya menahan tangis ketika duyung lain mengejeknya.

Ketika bersedih, Pitati selalu duduk di atas batu besar. Rupanya batu besar itu mempunyai kenangan manis bersama ibu dan ayahnya. Biasanya Pitati selalu ditunggu orangtuanya  saat ia bermain. Betapa rindunya kasih sayang dari orangtuanya, hanya bisa merintih sendirian.

Bertubuh kecil dan hidup sendirian, Pitati tidak pernah menyerah untuk menjalani hari-harinya. Ia tetap semangat dan tumbuh menjadi duyung pemberani. Dan mencari Hiu Purba tanpa ada rasa takut. Pitati pun memulai pencarian dan terus menjelajahi keberadaan Hiu Purba.

Sekian lama mencari Hiu Purba, akhirnya Pitati menemukan keberadaannya. Ternyata, Hiu Purba mempunyai persembunyian cukup aman yaitu bersembunyi dengan cara menutupi tubuhnya dengan lumut tebal. Untungnya Pitati melihat aksi licik Hiu Purba itu dari balik batu. Pitati pun ingin memusnahkan predator jahat itu sebelum memangsa makhluk-makhluk lainnya. Namun sayang sekali. “Bagaimana mungkin aku mengalahkan Hiu Purba yang bertubuh besar. Sedangkan tubuh ku terlalu kecil untuk mengalahkannya. Dan aku juga tidak mempunayai teman untuk membantuku”. Ucap Pitati dalam hatinya.

“Tolong…. tolong…… tolong….tolong aku!!”. Pinta Kura-kura dengan teriak keras.

Teriakan itu pun mengejutkan Pitati. Dia pun mencari sumber suara minta tolong itu. Betapa terkejutnya Pitati melihat seekor Kura-kura terperangkap diantara karang-karang laut. Dengan cepat Pitati menolongnya.

“Terima kasih, duyung cantik kamu telah menolongku”. Ucap Kura-kura.

“Sama-sama”. Jawab Pitati dan langsung pergi untuk melanjutkan rencananya.

“Kamu mau ke mana duyung cantik, aku ikut!”. Tanya Kura-kura dan mengikuti Pitati dari belakang.

“Kamu tahu tentang, Hiu Purba?”. Tanya Pitati kepada Kura-kura.

“Tahu, emangnya kenapa?. Hiu Purba kan predator jahat, yang suka memangsa makhluk-makhluk laut dan tidak memilih jenis mangsanya”. Kura-kura bercerita sambil ketakutan.

“Dasar, Hiu rakus yang tidak mementingkan makhluk lain. Yang penting perut kenyang”. Bisik Pitati kepada Kura-kura.

Setelah Kura-kura selamat ia pun menawarkan diri untuk membalas jasa Pitati. Pitati hanya meminta tolong untuk bekerjasama memusnahkan Hiu Purba. Kura-kura dengan senang hati membantunya. Ibu Kura-kura juga telah dilahap Hiu Purba sejak beberapa bulan yang lalu. dan berniat juga memusnahkan Hiu Purba.

Kebetulan sekali malam purnama telah tiba. Para nelayan pasti banyak berlayar mencari ikan, kesempatan itu dimanfaatkan oleh Pitati dan Kura-kura untuk memusnahkan Hiu Purba. Kura-kura yang mempunyai semangat tinggi memanggil teman-temanya untuk membantu Pitati. Teman-teman Kura-kura pun bertugas dengan menarik jaring ikan milik nelayan ke arah Hiu Purba. Dan merekapun melancarkan aksi yang telah direncanakan. Pitati berkorban dalam penangkapan Hiu Purba.

“Hei Purba rakus, aku adalah duyung yang mempunyai daging enak dan lembut. Makanlah aku ketika kamu menangkapku”. Tawar Pitati sambil berenang lincah menuju jaring ikan milik nelayan.

“Kamu sombong sekali duyung kecil, aku akan menangkap dan memakanmu malam ini, juga”. Hiu Purba pun mengejar Pitati dengan lincah.

Pitati terus berjuang dan berenang segesit mungkin agar Hiu Purba tak memakannya. Saat pelarian diri ekor duyung tersangkut dijaring ikan, Kura-kura pun dengan cepat membantunya. Saat itu pula mulut Hiu Purba menganga dan siap menyantap Pitati. Namun itu tak terjadi karena Kura-kura membantu Pitati. Dan teman-teman Kura-kura hampir dengan cepat mengarahkan jaring ikan milik nelayan itu ketubuh Hiu Purba.  Akhirnya, Hiu Purba terperangkap dan nelayan pun menarik jaring ikan mereka. Karena, mereka merasakan tarikan dari dalam laut. Hiu Purba pun terjeret tanpa berdaya.

Pitati, Kura-kura dan teman lainnya bersorak bahagia karena telah mengalahkan Hiu Purba. Pitati merasa senang dan mengucapkan terima kasih banyak kepada mereka.

“Terima kasih semuanya. Tanpa kalian mungkin aku tidak tahu bagaimana nasibku. Karena tadi aku hampir dimakan Hiu Purba”. Kata Pitati

“Sama-sama, duyung cantik”. Sahut Kura-kura dan teman-temannya.

Semenjak mengalahkan Hiu Purba. Pitati dan Kura-kura bersahabat. Pitati senang karena mempunyai teman baru.

Berita tentang perjuangan Pitati yang mengalahkan Hiu Purba sampai ditelinga Raja Laut. Dengan cepat Pitati dipanggil oleh pelayan istana untuk menemui Raja Laut. Pitati pun diberi imbalan yaitu, menjadi Putri Raja Laut. Sejak diangkat sebagai Putri Raja Laut, dia memiliki keluarga yang peduli padanya, dan mempunyai teman bermain. Kini akhirnya, Pitati tidak hidup sendirian lagi melainkan hidup bahagia bersama keluarga barunya. Dan tidak akan melupakan orangtua kandungnya.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar