Kurmanya Bergerak!

Lala merasa lelah sekali. Sepanjang pagi ini dia diajak Ayah dan Bunda ikut kerja bakti membersihkan lingkungan rumah. Sebetulnya ia enggan untuk ikut serta tapi Bunda menasihati,

“Melakukan hal yang bermanfaat di bulan Ramadhan itu pahalanya besar.” begitu kata Bunda.

Siang harinya, dia tidak ikut Ayah dan Bunda ke rumah Bude untuk mengantarkan kue pesanan. Dia memilih untuk tidur siang karena merasa sangat lelah. Lala tertidur dengan sangat lelap. Tak terasa dia baru bangun sekitar jam setengah lima sore.

Sore itu langit gelap karena akan hujan. Lampu belum dinyalakan karena Ayah dan Bunda belum pulang. Lala bangun dengan tenggorokan sangat kering dan perut keroncongan.

“Aduh… haus dan lapar sekali.” ucap Lala sambil memegang perutnya.

Dia beranjak dari tempat tidur sembari mengucek-ngucek matanya. Dia meminum segelas air putih. Lala tidak sadar kalau sedang berpuasa. Setelah itu, Lala menuju meja makan. Dia membuka tudung saji di atas meja.

“Aneh tidak ada makanan,” gumam Lala.

Dia membuka kulkas, yang ada hanya bahan-bahan makanan yang belum dimasak. Akhirnya, Lala menuju ke dapur, dia melihat sebutir kurma di atas meja.

“Alhamdulillah ada kurma!” seru Lala kegirangan. Dia belum juga sadar bahwa dia sedang berpuasa saat itu.

Dengan cepat diraihnya sebutir kurma itu. Lala akan memasukkan kurma itu ke mulut, namun tiba-tiba dia merasakan geli di tangannya. Lala mengamati kurma yang dipegangnya dengan seksama. Tidak begitu jelas karena suasana dapur sangat gelap. Samar-samar kurma itu tampak memiliki sungut dan tangan-tangan kecil di pinggirnya. Kurma itu seakan meronta-ronta ingin dilepaskan dari genggaman Lala. Seketika bulu kuduk Lala berdiri. Rasa geli sekaligus jijik menjalar ke seluruh tubuhnya. Lala spontan melemparkan kurma itu hingga membentur tembok dan terjatuh. Kini kurma itu bergerak-gerak.

“Waaaaaa…,” Lala berteriak dengan kencang, tepat pada saat Ayah dan Bunda baru saja sampai rumah membawa ta’jil dan makan malam.

Ayah dan Bunda tergesa-gesa ke dapur dan menyalakan lampu.

“Ada apa nak?” Bunda bertanya dengan khawatir.

“Itu bun… kurmanya bisa bergerak!” dengan ketakutan Lala menunjuk kurma yang dilemparnya.

Ayah dan bunda melihat kepada kurma yang ditunjuk Lala, tiba-tiba tawa mereka meledak. Lala jadi kebingungan.

MasyaAllah nak, itu bukan kurma,” kata Ayah sambil berusaha menahan tawa. “Itu kan kecoak!” Ayah menyeka air mata di pinggir matanya.

Lala memperhatikan lebih seksama kurma yang dia lempar tadi. Ternyata betul itu kecoak! Sekarang kecoak itu dalam posisi terlentang dan bergerak-gerak, berusaha membalikkan diri. Lala tersipu, dia merasa malu.

Lala menepuk dahinya, “Astaghfirullah tadi aku minum air padahal kan sedang berpuasa ya!” Akhirnya ia sadar kalau sedang berpuasa.

“Tak apa nak, Qodarullah wa maasyaaa’ fa’ala. Kalau lupa InsyaAllah tidak batal.” jawab Bunda menenangkan. “Sekarang Lala solat asar dulu, lalu bantu Bunda menyiapkan ta’jil untuk berbuka.”

Lala mengangguk dan segera mengambil wudhu. Dia cekikikan dan merasa konyol saat mengingat bahwa kecoak dapat menjelma menjadi kurma.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar