Puput senang menggambar. Gurunya menyarankan Puput untuk ikut lomba menggambar. Puput setuju. Dia pulang ke rumah dengan semangat.
“Ibu! Hari minggu ini Puput akan ikut lomba menggambar. Gambar Puput kan bagus. Puput pasti jadi juara kan, Bu?” Seru Puput senang. Dia bercerita pada Ibunya.
Ibu Puput tersenyum lembut. “Menang atau kalah tidak apa-apa. Yang penting Puput berusaha gambar yang terbaik ya!”
Puput mengangguk. “Puput akan gambar orang yang paling cantik di dunia ini.”
Ibu Puput penasaran siapa orang tersebut, tapi Puput tidak memberitahu. Ibunya akan tahu saat lomba nanti.
Di hari Minggu, lomba akhirnya dilakukan. Puput gugup. Namun, dia tetap berusaha keras menggambar sebaik mungkin.
Setelah waktu menggambar selesai, semua gambar dikumpulkan. Anak di sebelah kanan Puput menggambar bunga. Gambarnya sangat cantik. Anak di sebelah kiri Puput menggambar hewan. Gambarnya sangat bagus. Puput melihat gambarnya. Gambarnya ternyata tidak sebagus anak-anak yang lain. Puput tidak percaya diri.
Saat pemenang diumumkan, nama Puput tidak disebut. Puput sedih. Dia tidak ingin menggambar lagi. Selama ini Puput pikir gambarnya yang paling bagus. Ternyata masih banyak yang lebih bagus dirinya.
“Puput jangan sedih. Bagi Ibu, gambar Puput yang terbaik,” kata Ibu Puput. Dia memeluk Puput dan menyemangatinya.
“Ibu bilang seperti itu agar Puput tidak sedih saja kan? Yang juara satu kan gambarnya paling cantik,” jawab Puput sambil cemberut.
“Tapi bagi Ibu gambar terbaik itu bukan yang paling cantik. Gambar terbaik itu gambar yang paling menyentuh hati Ibu. Kemarin kan Puput bilang ingin menggambar orang paling cantik di dunia. Terus Puput gambar siapa?” Tanya Ibu.
“Puput gambar Ibu,” jawab Puput.
Ibu memegang kedua tangan Puput dan menatap matanya lekat. “Itu yang membuat gambar Puput jadi nomor satu bagi Ibu. Gambar Puput membuat Ibu senang. Terima kasih ya, Puput.”
Puput tersenyum kembali. Sedihnya menghilang. Dia masih menyayangkan tidak berhasil menjadi juara. Meski begitu, dia senang karena gambarnya membuat ibunya bahagia.
Puput dan Ibunya memutuskan untuk pulang. Namun, mereka mampir beli makanan kesukaan Puput dulu. Makanan itu sebagai hadiah karena Puput sudah mau mencoba dan berusaha.
Di perjalanan, ibunya bercerita bahwa anak yang juara pertama dalam lomba tadi sudah mengikuti kelas menggambar selama setahun. Anak yang juara kedua sudah menggambar sebelum masuk sekolah. Sementara Puput menggambar sejak diberi pensil warna pada bulan lalu. Puput sadar bahwa para pemenang lomba adalah orang-orang yang bersungguh-sungguh. Puput jadi semangat ingin menggambar lebih banyak. Dia ingin cepat-cepat sampai ke rumah agar bisa menggambar lagi.
Sumber gambar : pixabay.com/rawpixel