Hari ini usia Ines genap tiga belas tahun, tetapi tidak ada kue tar, tidak ada tiup lilin, tidak ada musik, dan tidak ada apa pun yang berbau-bau pesta, kecuali ucapan selamat dari beberapa pengurus panti, anak-anak panti, serta kado mungil dari Bunda Asma. “Boleh dibuka, Bunda?” tanya Ines sambil tidak lepas dari senyum manisnya.
Bunda Asma mengangguk. Beliau duduk di pinggir tempat tidur Ines. Memperhatikan Ines yang dengan hati-hati sekali membuka kado mungil darinya. Beberapa saat kemudian, sete-lah kado mungil itu terbuka, terdengar pekik senang dari bibir mungil Ines.
“Alhamdulillah. Terima kasih, Bunda!” Ines memeluk Bunda Asma. Tanpa terasa air matanya mengalir. Dia amatterharu. “Ines janji, mulai hari ini Ines akan terus memakai jilbab.”
Bunda Asma mengelus kepala Ines dengan rasa sayang yang teramat sangat. Dia sudah seperti anak sendiri karena Ines termasuk anak yang paling lama tinggal di Panti Asuhan “Ayyash” yang telah berpuluh tahun dikelolanya.
Panti itu terletak di Kota Sumedang. Kota kecil di Jawa Barat yang terkenal dengan tahunya.
“Bunda percaya,” ujar wanita setengah baya yang tetap kelihatan cantik itu. “Ines sudah balig, sudah waktunya menutup aurat dengan sempurna,” lanjutnya.
Ines mengangguk. Sebetulnya, dari dahulu Ines ingin sekali memakai jilbab secara sempurna, tetapi karena tidak punya uang, dia tidak mampu membelinya. Dia hanya bisa berharap dan menunggu uluran tangan para dermawan.
Beberapa kali Ines mendapat jatah jilbab bekas, itu pun tidak lama karena baru beberapa bulan robek, atau diminta adik-adik lainnya di panti ini. Dan sekarang, setelah usianya meng-injak angka tiga belas, dia harus mulai menjaga diri dan menutup auratnya secara kaaffah. Apa-lagi sekarang sudah diberi tiga lembar jilbab oleh Bunda Asma.
Hari itu juga, Bunda Asma mengajari Ines memakai jilbab yang baik dan benar sesuai dengan AI-Quran dan hadis.
“Bunda, kenapa sih, perempuan harus memakai jilbab?” tanya Ines tanpa diduga Bunda Asma. Selama ini, sebetulnya Bunda Asma sudah menjelaskan kepada anak-anak panti yang sudah balig. Mungkin Ines lupa atau ….
Bunda Asma tersenyum, “Karena bagian kepala perempuan adalah aurat, jadi harus ditutup seperti halnya kita menutup bagian tubuh lainnya,” jawabnya.
“Selain itu?” tanya Ines lagi.
“Untuk menjaga diri.” Bunda Asma menarik napas dalam-dalam. “Ines pernah mendengar, ada perempuan pakai jilbab digoda laki-laki iseng di jalan?” tanyanya kemudian.
Ines menggeleng.
“Nah, itu salah satu gunanya, untuk menjaga diri dari kejahatan.” Bunda Asma memasang peniti kecil di bawah dagu Ines. “Dengan memakai jilbab, berarti kita menghargai diri kita, jadi orang lain pun akan menghargai kita,” jelasnya lagi.
Ines mengangguk-angguk. Betul juga, pikirnya.
“Salah satu harta perempuan itu, kecantikan dan keindahan tubuh. Harta itu wajib kita jaga.”
“Salah satu caranya dengan memakai jilbab?”
(bersambung kebagian #2)