Tato Mawar Merah

Tato Mawar Hitam

“Silahkan istirahat dulu non, kamar sudah saya siapkan.”

Mbok Nah mengantarku masuk ke kamar di sebelah kanan koridor. Rumah ini baru dibeli Papa tiriku. Mama menikah lagi setelah Ayah meninggal 5 tahun yang lalu. Mama langsung setuju untuk pindah dan meninggalkan kontrakan kita yang lama. Rumah besar dengan kolam renang yang luas. Arsitektur kolonial yang masih kental, memberi kesan lawas.

Pindah dari rumah lama dan memasuki rumah baru ternyata bukan perkara mudah. Seperti kembali nol lagi, memasuki babak baru dan berdiri di atas garis start. Akupun harus mengeluarkan barang-barang dari tiap kardus dan menata ke posisi yang pas. Aku merasa sangat lelah. Ku rebahkan punggungku, dan ku hadapkan wajahku ke tembok yang menempel di ranjang.

Ada sesuatu yang janggal, tembok di hadapanku ini seperti timbul. Aku mencoba mengelupas kertas yang dilapisi cat putih di depanku. Kutemukan ternyata dibaliknya ada sebuah amplop kecil. Kubuka amplop itu dan ada sebuah pas foto berukuran 2×3, gambar perempuan berhidung mancung dengan tahi lalat di dagu. Dibalik pas foto itu, ada bercak merah. Entah tetesan darah atau bekas lipstik yang merona. Ada pula secarik kertas bertuliskan

“Jagalah dirimu dari mawar hitam, aku hampir tiada olehnya, mungkin kau umpan selanjutnya, segera lari selagi kau bisa.”

Aku menutup amplop itu, dan kusimpan di bawah bantalku. Aku tak mengerti siapa perempuan di foto itu, dan apa maksud dari pesan singkat itu. Ah, kepalaku seperti berdenyut! Aku tak sadar sudah terlelap ketika tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. Ada Mama dan Papa di depan kamar.

“Ras, makan yuk bareng papa, sudah lapar dia setelah seharian nyemplung kolam hehehe.” seloroh Mama sambil merangkul pinggang Papa.

Aku lekas berdiri dan berjalan menuju ruang makan di belakang mereka. Aku terperanjat, ternyata papa tiriku punya tato di punggungnya, tato mawar hitam!

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar