Memahami Karya Shakespeare dari Buku Anak | Resensi Buku

“To be or not to be, that is the question.”

Judul: A Stage Full of Shakespeare Stories: 12 Tales from the Bard, Retold for Children
Penulis: Angela McAllister
Ilustrator: Alice Lindstrom
Jumlah halaman: 128 halaman
Penerbit: Frances Lincoln Children’s Books (Quarto Kids)

Sebagian besar dari kita tidak asing dengan nama Shakespeare, mulai dari kisah Romeo dan Juliet sampai dengan Hamlet. Namun, berapa banyak yang betul-betul membaca karya aslinya? Karya yang memiliki nilai sastra tinggi tidak selalu mudah dicerna. Jangankan dalam bahasa asing, dalam bahasa Indonesia saja terkadang bikin garuk-garuk kepala.

Buku ini bisa menjadi salah satu sarana perkenalan awal dengan karya-karya Shakespeare. Karya asli yang berupa naskah drama dan ditulis dalam bahasa Inggris Elizabethan, diceritakan ulang dalam bentuk cerita pendek dengan bahasa Inggris kontemporer. Buku ini berisi 12 kisah campuran bergenre tragedi dan komedi. Saya akan mengulas dua kisah yang menurut saya paling menarik.

Saya merasa sangat familiar dengan kutipan di awal tulisan ini. Baik ketika menonton film atau membaca buku, kalimat tersebut seringkali muncul. Usut punya usut, kalimat ini diambil dari cerita Hamlet karya Shakespeare. Hamlet adalah nama seorang pangeran dari Denmark. Ayah Hamlet adalah Raja Denmark yang dibunuh oleh saudaranya sendiri, Claudius. Suatu malam, Hamlet bertemu dengan hantu sang ayah. Hantu ini meminta Hamlet untuk membalaskan dendamnya kepada Claudius. Cerita tentang hantu yang ingin membalas dendam menurut saya adalah cerita yang sangat umum. Namun, yang membuat cerita Hamlet menjadi unik adalah respon Hamlet ketika mendengar berita ini. Bukannya langsung mengatur rencana balas dendam, alih-alih ia mempertanyakan kredibilitas si hantu. Apakah yang dilihatnya benar-benar hantu ayahnya? Apakah hantu itu tidak berbohong? Apakah ia siap untuk membalaskan dendam kepada pamannya sendiri?

Cerita lain yang menjadi favorit saya adalah Much Ado About Nothing. Kisah ini bercerita tentang dua pasangan, Claudio-Hero dan Beatrice-Benedict. Beatrice dan Benedict pada awalnya kelihatan saling membenci, tetapi semua orang tahu bahwa mereka adalah pasangan yang serasi. Mereka saling menyukai, namun keduanya terlalu arogan untuk mengakui. Pada akhirnya, Claudio-Hero berhasil menjadi mak comblang dan mempersatukan Beatrice-Benedict dengan melakukan beberapa tipuan kecil. Saya rasa tipu daya dan komunikasi adalah pesan dalam cerita ini. Claudio dan Hero memang melakukan tipuan untuk tujuan yang baik, tetapi ada karakter lain dalam cerita ini yang juga melakukan tipuan untuk tujuan yang buruk.

Selain penyampaian yang mudah dipahami, buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi yang sangat cantik. Sayangnya, saya tidak dapat menikmati ilustrasinya secara optimal. Saya membacanya menggunakan e-reader yang hanya bisa menampilkan gambar secara grayscale. Berikut tampilannya dalam perangkat yang saya gunakan.

Meskipun ditulis untuk anak, tetapi saya rasa buku ini lebih cocok untuk remaja (young adults). Selain karena jumlah tulisan yang banyak sehingga hampir menyerupai novela, kontennya juga memuat banyak kisah romansa dan kekerasan. Buku ini juga cocok dibaca jika Anda seperti saya: orang dewasa yang merasa kesulitan membaca karya original Shakespeare. Tertarik membacanya?

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar