Mengapa Kalong Terbang Malam Hari?

Pada zaman dahulu, kelompok burung bermusuhan dengan kelompok tikus. Mereka selalu bertengkar. Di mana pun mereka bertemu, burung dan tikus akan saling menyerang.

Permusuhan keduanya dimulai ketika suatu hari seekor tikus kedapatan memakan makanan milik seekor burung. Tikus sebenarnya tidak tahu sama sekali siapa pemilik makanan itu. Ia hanya tak sengaja menemukannya di bawah pohon. Namun, burung tidak terima alasan si tikus.

Lama kelamaan, pertengkaran keduanya meluas menjadi pertengkaran antarkelompok.

Dalam rentang waktu permusuhan itu, kadang kelompok burung yang menang. Kadang pula kelompok tikus yang menang. Kedua kelompok memiliki kekuatan yang berimbang.

Kalong adalah binatang yang tidak jelas kelompoknya. Kadang kalong mengaku anggota kelompok burung karena sama-sama memiliki sayap.

Namun, kadang juga kalong mengaku anggota kelompok tikus karena wajah mereka memang mirip.

Burung dan tikus sama-sama tidak mengetahui identitas kalong.

Setiap kali memenangkan peperangan, baik kelompok burung maupun kelompok tikus menggelar pesta makanan. Kalong memanfaatkan kesempatan itu.

Kalau burung menang, kalong memamerkan sayapnya agar dianggap sebagai anggota burung. Kalong pun akan ikut pesta makanan.

Kalau tikus menang, kalong menyembunyikan sayapnya agar dianggap sebagai anggota tikus. Di pesta makanan tikus, kalong juga ikut.

Jadi, siapa pun pemenangnya, kalong akan tetap diuntungkan. Kalong selalu ikut pesta, tidak peduli apakah burung atau tikus yang menang.

Kalong menikmati permusuhan antara burung dan tikus. Kalong senang jika keduanya selalu bertengkar. Jika mereka bertengkar, kalong bersembunyi untuk menunggu siapa yang menang.

Nanti setelah perkelahian usai dan pesta digelar oleh pemenang, kalong baru menampakkan dirinya.

Namun, sepandai-pandainya kalong menutupi keburukannya, kelompok burung dan kelompok tikus akhirnya tahu sifat mereka.

Suatu kali seekor tikus ditawan oleh burung. Saat burung menggelar pesta, tikus itu melihat keberadaan kalong di tengah-tengah burung. Begitu pun ketika seekor burung ditawan dan melihat kalong di antara kelompok tikus. Setelah lepas, para tawanan itu melapor ke anggota kelompoknya masing-masing.

Akhirnya ketahuan, kalong tidak punya pendirian. Kalong tidak jujur dan hanya memikirkan diri sendiri.

Kalong hanya mau berteman dengan kelompok yang menguntungkan. Kalau temannya sedang susah, kalong akan pergi begitu saja. Teman yang seperti itu bukanlah teman yang baik.

Ketika seekor burung terluka, burung-burung yang lain akan ikut membantu. Jika ada seekor tikus kesulitan, tikus-tikus yang lain akan menolongnya. Namun, kalong tidak pernah ikut menolong ketika berada di kelompok tikus dan burung.

Burung dan tikus sama-sama kesal dengan kalong.

Sampai suatu hari burung dan tikus merasa lelah dengan pertengkaran yang tiada hentinya itu.

Mereka akhirnya sepakat berdamai. Mereka tidak mau lagi bertengkar. Bertengkar ternyata hanya merugikan keduanya. Sudah banyak korban yang berjatuhan dari kedua belah pihak. Perang menyebabkan banyak anak tikus dan burung yang kehilangan induknya.

Tidak ada untungnya jika kita bermusuhan satu sama lain.

Burung dan tikus pun ingin berteman selamanya. Mereka memaafkan satu sama lain. Mereka membuat perjanjian untuk selalu bermusyawarah jika terdapat perselisihan.

Burung dan tikus kemudian tidak saling mengganggu. Burung tidak akan mengganggu makanan tikus. Tikus juga tidak akan mengambil makanan burung. Mereka bahkan tolong menolong.

Perdamaian burung dan tikus rupanya adalah malapetaka bagi kalong. Kalong melakukan segala cara agar keduanya tetap bertengkar.

Kalong datang ke kelompok burung untuk menjelek-jelekkan dan memfitnah tikus.

“Teman-teman, tikus membohongi kita. Mereka mencuri makanan kita lagi,” kata kalong kepada para tikus.

Begitu pun sebaliknya, kalong ke kelompok tikus untuk berbohong tentang burung.

“Teman-teman, burung akan menyerang kita lagi. Mereka hanya pura-pura berdamai,” kata kalong kepada para burung.

Namun, tidak ada lagi yang mau percaya dengan kalong. Burung dan tikus justru sepakat untuk tidak berteman dengannya. Mereka akan mengabaikan hewan bermuka dua itu.

Jika kalong datang lagi ke kelompok burung, burung-burung akan mengusirnya. Begitu juga jika kalong datang lagi ke kelompok tikus. Tikus-tikus juga akan mengusirnya.

Apa yang dilakukan burung dan tikus adalah pembalasan yang setimpal bagi kelakuan buruk kalong selama ini.

Burung berkata, “Kamu tidak boleh bersama kami. Kalau kami senang, kamu mengaku burung. Kalau kami susah, kamu pergi dan mengaku tikus.”

“Sekarang tikus adalah teman kami. Percuma saja kamu memfitnah tikus,” kata para burung.

Kalong pun pergi. Kalong bersedih dan menunduk malu.

Tikus juga berkata, “Kamu tidak boleh bersama kami. Kalau kami senang, kamu mengaku tikus. Kalau kami susah, kamu pergi dan mengaku burung.”

“Sekarang burung adalah sahabat kami. Jangan menjelek-jelekkanya di depan kami,” kata para tikus.

Kalong semakin bersedih dan hanya bisa menunduk malu.

Kalong pun diejek oleh binatang lainnya. Tidak ada binatang yang ingin berteman dengannya. Kalong bertambah malu. Kalong menyesal dan menyadari kesalahannya.

Kalong berusaha memintaa maaf, tetapi binatang-binatang lain masih meragukannya. Sekali kepercayaan hilang, memang akan susah mengembalikannya lagi.

Kalong akhirnya malu terbang untuk menampakkan diri pada siang hari. Jika mereka tampak di depan para binatang, kalong hanya menjadi bahan tertawaan.

Kalong hanya terbang pada malam hari agar tidak terlihat oleh binatang lainnya. Pada saat tertidur di siang hari pun, kalong akan menutupi wajahnya.

Dalam persahabatan, kesetiaan dan tolong menolong adalah kunci. Perbuatan yang hanya untuk menguntungkan diri sendiri justru suatu saat akan merugikan diri sendiri.

**

Sebagian cerita ini saya muat dalam buku saya berjudul “Mattajeng Luttuna Panningnge” (Menunggu Kalong Terbang). Cerita rakyat ini berkembang di Kabupaten Bone dan Soppeng, Sulawesi Selatan. Buku pertama yang memuat cerita rakyat ini ditulis oleh Fachruddin A.E dkk dalam buku Sastra Lisan Bugis.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar