Suatu hari, Yuna diberitugas oleh Ibu untuk memasak nasi. Biasanya Yuna memasak nasi dengan rice cooker, Tapi, ternyata rice cooker-nya rusak, tidak mau menyala. Yuna melapor kepada Ibu.
“Ohh, ya sudah. Masak pakai kompor saja kalau begitu,” kata Ibu,
Ibu lalu menaruh panci rice cooker di atas kompor dengan nyala api tidak terlalu besar. “Tunggu, sampai airnya surut, lalu diaduk-aduk berasnya. Kalau beras sudah berubah jadi nasi setengah matang, tutup pancinya, kecilkan apinya. Tunggu sampai nasi matang, kira-kira lima belas menitan,” kata Ibu. “Ini namanya, teknik meliwet nasi paling gampang.” Yuna baru tahu cara semacam itu. Setelah nasinya matang, selalu ada lapisan nasi kering di dasar panci. Ibu bilang itu namanya kerak nasi.
Seminggu berlalu, rice cooker belum bisa digunakan. Yuna yang sering kebagian tugas memasak nasi, sudah mulai sebal.
“Aku capek ngeliwet terus. Lamaaa…,” gerutu Yuna.
Ibu tersenyum mendengarnya. “Tenang, nanti sore rice cooker-nya sudah bisa dipakai. Ayah sudah berhasil memperbaikinya,” ujarnya.
“Yesss! Aku enggak perlu repot-repot masak pakai kompor,” Yuna bersorak.
Yuna lalu masuk ke dalam kamar untuk mengerjakan PR. Kira-kira pukul 5 sore, Yuna keluar dari kamar. Rumah dalam keadaan sepi. Samar-samar Yuna mendengar suara dari dapur. KRAUK KRAUK KRAUK…KRAUK KRAUK KRAUK.
Di dapur, tampak ayah dan ibu sedang asyik makan.
“Eh, udah bangun Yun. Sini, sini, cobain intip gorengnya,” Ayah memberikan sepotong intip untuk Yuna. Dengan ragu, Yuna memasukkannya ke dalam mulut. Dikunyahnya, pelan-pelan. KRAUK KRAUK KRAUK.
“Enak, kan? Ini namanya intip goreng. Kemarin kan, setiap ngeliwet selalu ada lapisan kerak nasi di dasar pancinya. Kerak nasi itu dijemur sampai kering, lalu digoreng.” ucap Ibu.
Yuna sibuk mengunyah. Rasanya mau lagi, lagi, dan lagi.
“Bu, besok besok kita ngeliwet lagi saja, enggak usah masak pakai rice cooker,” kata Yuna dengan mulut belepotan remahan intip.
“Yakin? Katanya capek ngeliwet melulu,” sindir Ibu.
Yuna mengangguk-angguk. Mulutnya sibuk mengunyah. Begitu pula ayah dan ibu. Seketika terdengar suara orkestra KRAUK KRAUK. Suaranya renyah sekali. KRAUK!
-Cerpen Ini Diikutsertakan dalam Lomba Cipta Cerpen Anak PaberLand 2024-