Di sebuah padang bunga, hiduplah dua ekor ulat yang saling bersahabat. Lepi, ulat besar yang sabar dan bijaksana, sedangkan Pilo adalah ulat kecil yang aktif dan sedikit usil,
“Pilo, yuk kita cari makanan bersama – sama.” ucap Lepi.
Pilo pun mengangguk seraya bersorak dengan gembira.
“Horeeee, aku mau ikut Kak Lepi. Ayo kita berangkat.”
Merekapun mulai menjelajah padang bunga. Beraneka ragam bunga tumbuh subur disini. Sesekali, mereka bertemu dengan hewan – hewan lainnya.
Di tengah perjalanan, Pilo melihat sekumpulan rayap sedang bergotong – royong. Pilo menggigit tangkai buah kersen. Buah kersen berukuran cukup besar itupun jatuh dan mengenai badan rayap.
“Aduh! Tolong aku ketiban buah kersen.” teriak rayap kecil.
Sontak teman – teman rayap membantu menyingkirkan buah kersen dari tubuh rayap kecil.
Pilo pun tertawa dan kembali bersembunyi. Dari atas pohon, Lepi meminta maaf kepada rayap akibat ulah Pilo.
“Rayap kecil apakah kamu tidak apa – apa? Maafkan temanku Pilo yang usil menjatuhkan buah kersen itu.” ucap Lepi.
“Aku tidak apa – apa berkat bantuan teman – temanku. Pilo tolong jangan ulangi perbuatanmu ya.” kata rayap kecil sambal melihat kearah Pilo.
Lepi kembali menasihati Pilo agar tidak mengulangi hal tersebut. Perbuatan yang dilakukan Pilo membahayakan hewan lainnya.
Pilo meminta maaf kepada Lepi “Baik Kak Lepi, aku tidak akan usil lagi.”
Merekapun sampai di dahan pohon alpukat dan makan hingga kenyang.
Keesokan harinya, Pilo datang ke rumah Lepi. Ia kaget karena Lepi tidak ada dimana – mana. Ia hanya menemukan gumpalan bulat besar di rumah Lepi.
“Kak Lepi ada dimana? Ayo main bersama Pilo kak. Pilo janji tidak akan usil lagi.”
Pilo sangat sedih dan merasa bersalah sudah melakukan hal – hal yang tidak baik. Ia mengira Lepi tidak mau berteman dan meninggalkannya.
Hari berganti hari dan Lepi masih belum terlihat sama sekali. Kali ini Pilo sudah meminta maaf langsung kepada rayap yang pernah ia ganggu. Pilo mencoba datang ke rumah Lepi dan kaget melihat sosok yang baru ia lihat.
“Siapa kamu? Mengapa ada di rumah Kak Lepi?” ucap Pilo dengan kaget.
“Tenang Pilo. Ini aku, Lepi. Sekarang aku sudah menjadi kupu – kupu” kata Lepi sambil mengepakkan sayapnya.
Lepi terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Ia kini tumbuh menjadi kupu – kupu dengan sayap berwarna hitam oranye yang sangat cantik.
“Kak Lepi, Pilo rindu sekali kak. Pilo sekarang sudah menjadi ulat yang baik. Pilo sudah tidak mengganggu hewan – hewan lainnya.” ucap Pilo dengan tersedu.
Lepi senang dan bangga mendengar ucapan Pilo. “Waaah kakak senang mendengarnya.”
Kini Pilopun bertekad untuk selalu berbuat baik dan tidak akan usil lagi. Ia ingin seperti Lepi yang baik hati bahkan sekarang tumbuh menjadi sosok yang sangat cantik.