Petualangan di Negeri Sup

Malam itu, di laci dapur yang sunyi, Sendok mengeluh.
“Aku bosan terus-menerus terjebak di sini!” keluhnya.

Garpu, yang sibuk merapikan giginya, mengangguk. “Benar! Kita ini dibuat untuk petualangan, bukan hanya mengaduk atau menusuk makanan.”

Tiba-tiba, di pojok laci, sebuah pintu kecil bercahaya muncul. Dengan rasa ingin tahu, Sendok dan Garpu mendekat.
“Pintu apa ini?” tanya Garpu.
“Entahlah, tapi aku yakin ini pintu menuju sesuatu yang luar biasa,” jawab Sendok, matanya berkilat penuh semangat.

Mereka melangkah masuk dan tiba di Negeri Sup, tempat kuah mengalir seperti sungai, dan bahan-bahan makanan berjalan ke sana kemari.

“Hai, siapa kalian?” tanya Wortel, yang sedang berdiri di tepi sungai kuah.
“Aku Sendok, dan ini Garpu. Kami datang untuk mencari petualangan,” jawab Sendok sambil membungkuk sopan.

“Tolong kami!” seru Kentang yang tiba-tiba muncul dengan panik. “Si Kaldu Jahat ingin membuat Negeri Sup terlalu asin! Jika itu terjadi, semua bahan akan mengkerut dan rusak!”

“Bagaimana cara kita menghentikannya?” tanya Garpu tegas.

“Kalian harus mencuri garam si Kaldu Jahat dan membuangnya ke Sungai Kuah,” jawab Wortel. “Tapi hati-hati, Kaldu punya pasukan Bawang Asin!”

Dengan keberanian, Sendok dan Garpu, ditemani Wortel dan Kentang, menuju istana si Kaldu Jahat. Di dalam istana, aroma asin menusuk hidung mereka.

“Lihat! Itu kantung garamnya!” bisik Wortel.

Garpu melangkah maju, menggunakan giginya untuk menjepit kantung garam itu. Namun, Bawang Asin mulai menyerang! Sendok segera menangkis mereka sambil berseru, “Cepat, buang garamnya ke sungai!”

Dengan sekuat tenaga, Garpu berlari ke Sungai Kuah dan melempar kantung garam. Seketika, Kaldu Jahat meleleh. “Tidak! Semua asinku hilang!” teriaknya.

Negeri Sup kembali damai. Wortel dan Kentang mengucapkan terima kasih.
“Kalian berdua adalah pahlawan!” seru Kentang.

Sendok tersenyum bangga. “Petualangan ini lebih seru dari apa pun yang ada di dapur.”

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar