Nabiella terus berjalan melawan arah sungai. Makin lama suara arus makin keras. Udara pun semakin dingin. Titik-titik air sesekali berlompatan membasahi kerudung hijaunya. Celana kargonya sudah setengah basah dan kotor akibat beberapa kali terjatuh tadi. Tapi semua itu tak penting bagi Nabiella. Baginya yang penting dirinya akan menemukan Air Terjun Dolla! dan lebih penting lagi, ia akan segera menemukan Kupu Sayap Priamus! Kupu-kupu langka di dunia.
Nabiella lalu asyik mengambil foto. Saking asyiknya, ia tak memperhatikan jalan. Kakinya terantuk batu sampai jatuh cukup keras. Ia bersyukur Ibunya memilih celana berbahan tebal sehingga walau celananya sobek, luka yang ia alami sedikit saja.
Saat berdiri dari jatuh itulah ia baru sadar ada di hadapan air terjun besar setinggi 10 meter. Suaranya keras, namun indah dan harmonis. Air yang jatuh seakan berkejaran dari puncak lalu mereka suka ria berkumpul kembali di bawah.
Nabiella berjalan menyusuri bebatuan besar demi berusaha sedekat mungkin dengan air terjun itu. Ia kini yakin, inilah Air Terjun Dolla.
Nabiella tak tahan melihat air yang begitu banyak dan bersih. Ia meletakkan tas lalu melepas jaketnya. Ho, bukan Nabiella namanya kalau tidak siap baju cadangan di dalam apabila sewaktu-waktu menemukan fasilitas alam semewah ini.
Byuurrrr. Dalam hitungan detik, Nabiella sudah berenang di bawah air terjun. Segar sekali. Alam serasa miliknya sendiri.
Kesegaran air terjun itu seakan tak terpengaruh teriknya mentari. Nabiella mengecek jam tangan anti air berwarna hijau pemberian pamannya. Waktu Dzuhur telah tiba. Nabiella segera menepi, berganti pakaian dan menjemur pakaian yang tadi dipakainya berenang. Di bawah naungan pohon-pohon dan Air Terjun Dolla, Nabiella menunaikan shalat Dzuhur.
Sambil menunggu pakaiannya kering, Nabiella makan dengan lahap nasi rendang buatan ibunya hingga tandas tak bersisa. Perutnya kenyang sekarang dan pakaiannya sudah setengah kering. Ia menengok kembali jam tangannya yang ternyata sudah menunjukkan pukul satu. Berarti tak banyak waktu lagi untuk mencari Kupu Sayap Priamus karena Ibu berpesan agar pulang sebelum Ashar.
Setengah jam berlalu. Nabiella telah lelah menyusuri daerah sekitar Air Terjun Dolla, namun belum menemukan Kupu-kupu Sayap Priamus. Kelihatannya aku harus pulang dengan tangan kosong, sesalnya. Yah, apa boleh buat, lain kali aku akan kembali kesini! tekad gadis kecil itu kuat.
Nabiella beranjak meninggalkan Air Terjun Dolla dengan mengikuti arus sungai, berbalik arah dari jalur berangkatnya tadi. Perlahan suara arus air mulai menghilang. Udara juga tak selembab sebelumnya. Nabiella menyusuri pohon-pohon, semak-semak, dan rerumputan hingga waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Itu berarti satu jam lagi ia harus segera tiba di rumah. Nabiella mempercepat langkahnya, walau ranselnya terasa lebih berat karena ia membawa baju yang lembab.
Langkah Nabiella semakin berat. Setengah jam kini sudah terlewati. Hatinya mulai cemas karena tepi hutan belum juga terlihat. Nabiella baru sadar, seharusnya dia ambil arah selatan saja! Namun, saat merogoh kantong celananya, dia baru sadar, kompasnya hilang! “Ah, pasti jatuh saat aku berenang tadi!” pekiknya kesal.
Nyali Nabiella semakin ciut. Jantungnya berdegup lebih kencang. Selama ini Nabiella sering berpetualang sendirian, namun tak sekalipun tersesat. Ia selalu bisa menepati janjinya untuk pulang sebelum Ashar. Itulah sebab orang tuanya begitu mempercayai kemampuan Nabiella untuk menjelajah alam di sekitar tempat tinggalnya. Tumben sekali pula, hari ini dia tak bertemu orang yang berpatroli.
Nabiella mengecek foto-foto di kamera untuk menemukan jejak. Lututnya mendadak terasa lunglai. Tak satupun tanaman atau hewan yang tadi ia foto ditemuinya sepanjang jalan pulang.
***