Judul buku ‘Apakah Kamu Melihat Ibuku?’
Judul asli ‘Have You Seen My Mom?’
Isi 40 halaman, penerbit Kanisius, tahun terbit 2021.
Penulis dan Ilustrator Wawa dan buku ini edisi terjemahan.
Rekomendasi usia 6-8 tahun.
Anak berkerudung merah itu kehilangan ibunya. Ketika merindukannya, dia mencari, dan bertanya kepada hewan apa saja yang dia temui. Lalu ada suara kecil yang menyapanya, mengatakannya bahwa ibunya selalu ada, setiap pagi ke pasar, kemudian bekerja, di siang harinya menjemur pakaian dan di malam hari ke pasar malam.
Aku akan selalu ada, Nak. Di setiap pohon tempatmu berteduh, setiap kursi yang kamu duduki, setiap jalan yang kamu lalui, dan setiap kamu melihat langit- halaman 35.
Buku ini walau tema berat, tetapi terasa menyenangkan. Setiap lembarnya pembaca akan berkenalan dengan hewan-hewan yang ditemui anak berkerudung merah tadi. Selain buku ini terjemahan dan diadaptasi dari dongeng Taiwan, penulisnya juga dari kecil sudah dirawat oleh neneknya. Mungkin saja cerita ini adalah curahan hati si Penulis, yang dari kecil peran ibu digantikan oleh nenek dari ibunya. Peran itu tidak terganti dan kelak suatu saat rasa rindu akan datang. Penulis juga mencintai berbagai jenis hewan. Dia selalu bermimpi dan memiliki banyak ide luar biasa tentang hewan yang ditemuinya.
Fakta bahwa ibu si Anak berkerudung merah telah meninggal hanya bisa disimpulkan setelah selesai membaca ceritanya hingga selesai. Walau demikian, ceritanya jauh dari berbelit-belit. Mungkin karena diselingi dengan perkenalan hewan-hewan. Pembaca bisa eksplorasi setiap lembarnya. Berkenalan dengan para hewan, menyebutkan warna, mengenal buah-buahan, sayur, menyebutkan kegiatan dan alat transportasi di sana, juga berhitung. Garis dan bentuk karakter di dalamnya sangat unit, khas ilustrasi sekaligus penulis buku ini.
Sebenarnya sedih, ya. Anak itu mencari terus tanpa henti. Namun, begitulah kehilangan. Damai rasanya karena anak perempuan itu bisa melaluinya. Dia mengatakan, saat aku merindukan ibuku, aku selalu melihatnya di setiap tempat.
Menyentuh dan lega karena buku-buku anak tidak hanya tentang senang-senang. Tema kehilangan, kesedihan, ditinggal orang terkasih, walau sedih, tetapi anak perlu tau kalau ada rasa yang tidak menyenangkan. Tidak dapat dihindari, tetapi hanya bisa diterima dan berusaha melewati dengan legawa.
Hewan-hewan di dalam buku ini sebenarnya semua hidup di alam liar, artinya mereka buas. Mulai dari buaya, serigala, beruang, dan burung hantu. Ada juga domba, siput, ikan berwarna-warni, dan burung. Dengan keahlian si Penulis, hewan-hewan liar tadi tampak sangat bersahabat, imut, dan wajahnya memancarkan kasih sayang. Ditambah lagi ada adegan yang lucu tanpa perlu diceritakan dalam teks, mudah dipahami dari ilustrasinya.
Peran dan perhatian karakter-karakter hewan dalam buku ini menggambarkan kalau seorang anak tetap butuh dukungan untuk melewati perasaan yang tidak menyenangkan tadi walaupun dia sudah mandiri. Kehadiran para hewan, ikut mencari dari satu tempat ke tempat lainnya, menggambarkan kalau tidak perlu banyak nasihat, tidak perlu berbuat banyak, cukup ada dan setia.
Walau rekomendasi usia mulai 6 tahun, tetapi buku ini juga bisa dibacakan untuk anak yang usianya jauh di bawah itu. Teks di setiap lembarnya hanya 1-2 kalimat. Sederhana dan mudah dipahami, cocok menjadi bahan diskusi bersama anak di rumah.
Tanpa kesan menggurui, buku ini menyenangkan untuk dibaca dan dinikmati semua kalangan. Selamat membaca!