Judul: Misteri Tambang Menggerung
Penulis: Erlita Pratiwi
Penyunting: Pradikha Bestari
Penerbit: Kiddo
Terbit: Agustus 2015
Tebal buku: 144 halaman.
“Jangan pergi ke tambang kapur. Tambang itu menggerung!”
Dahi Dyffa jelas berkerut mendengarnya. Tambang kok, menggerung?
Dyffa sedang berlibur ke Buntok, Kalimantan. Ia berteman dengan Dian dan Jenta. Menurut Dian, tambang itu memang misterius. Hawanya tidak enak. Dingin dan seram. Ditambah suara gerungan yang tidak jelas dari mana asalnya. Meskipun begitu, Jenta malah mengajak Dyffa dan Dian menyelidiki tambang itu.
Apa yang mereka temukan di sana? Dan, kenapa Panglima Burung yang disebut-sebut tokoh gaib Dayak mendadak menghantui mereka?
🕵🏻♂️🕵🏻♂️🕵🏻♂️
Sejak kecil, saya suka sekali membaca buku cerita detektif, tapi karena referensinya terbatas, saya hanya kenal buku-buku anak detektif terbitan penulis luar. Baru setelah jadi ibu-ibu dan bergabung di sebuah komunitas yang konsentrasinya di fiksi kriminal Indonesia, saya jadi mulai mengenal penulis-penulis cerita anak Indonesia di genre detektif ini.
Nah, kali ini, saya akan mereview novel karya Mbak Erlita Pratiwi yang berjudul Misteri Tambang Menggerung. Novel bergenre petualangan detektif ini berkisah tentang Dyffa yang berlibur ke tempat ayahnya bertugas di sebuah pertambangan batubara di Buntok.
Setiba di Buntok, Dyffa mendapat berita tentang penyelundupan felix bengalensis, sejenis kucing hutan yang termasuk hewan langka di Kalimantan. Lalu, tanpa sengaja, Dyffa melihat kucing hutan itu di dekat rumah dinas ayahnya! Lho, kok bisa? Terdorong rasa penasaran Dyffa memulai penyelidikan, dibantu dua temannya, penduduk asli Buntok.
Konflik cerita sebenarnya sederhana, sesuai dengan pakem cerita detektif anak yang wajib aman dikonsumsi segmen pembaca anak-anak, makanya kasusnya paling seputar menguak misteri/rahasia tentang sesuatu. Namun, yang menarik di novel ini ada pada selipan pengetahuan yang menambah wawasan pembaca. Informasi dimasukkan ke dalam cerita dengan smooth, melalui adegan, narasi dan obrolan tokoh, serta diperkuat dengan hadirnya info grafis berupa gambar ilustrasi yang menarik.
Ada informasi apa saja di novel? Ada tentang kota Buntok yang cantik. Lalu tentang felix bengalensis, sejenis kucing hutan dengan warna bulu mirip macan. Kuning kecoklatan dengan belang-belang hitam di kepala sampai bagian tengkuk. Selebihnya bertotol-totol hitam. Hewan khas Buntok ini juga suka disebut “macan akar”, karena kemunculan seperti macan dan sering terlihat di antara akar-akar pohon yang menonjol.
Dan, yang paling menarik tentu saja ketika ada pengetahuan tentang Panglima Burung yang merupakan legenda suku Dayak. Menurut legenda, Panglima Burung telah hidup selama beratus-ratus tahun. Tinggal di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Sepanjang hidupnya, ia bertapa dan bersembunyi di pedalaman. Berwujud gaib dan bisa terlihat sebagai laki-laki atau perempuan, tergantung situasi. Ada pula cerita yang menyebutkan bahwa ia jelmaan burung enggang, burung yang dianggap keramat dan suci di Kalimantan. Panglima Burung baru akan turun gunung bila kesabarannya telah habis melihat suka Dayak tertindas. Waah, menarik, bukan?
Saya juga suka dengan informasi tentang suku Dayak Ngaju yang merupakan suku asli Kalimantan Tengah, yang berkulit putih dan bermata sedikit sipit. Yup, lewat petualangan Dyffa kita jadi tahu tentang beberapa hal yang khas di kota Buntok.
Selain selipan pengetahuan, penulis juga berhasil menciptakan alur cerita yang terjalin rapi. Sebaran petunjuk dibagi merata. Sejak dari awal bab, pembaca sudah diberi petunjuk penting. Red hearring-nya juga ok.
Kesimpulannya, Misteri Tembang Menggerung ini sangat cocok untuk jadi bacaan anak-anak di rumah. Rekomen!