Robin, Sam, dan Telur Rebus

Cuaca pagi ini sangat cerah, burung-burung menari riang di atas awan. Robin dan Sam adalah anak yatim piatu, orang tuanya meninggal saat keduanya masih bayi. Kini mereka harus tinggal bersama kakek dan neneknya di Desa Abama.

Desa Abama sangat asri karena masih banyak pepohonan, tidak seperti di kota besar yang penuh dengan polusi udara. Warga desa tersebut juga sangat ramah, pantas saja kehidupan di sana makmur dan damai.

Suatu hari Robin dan Sam berkunjung ke rumah paman dan bibi di desa Adara. Jaraknya cukup jauh, mereka harus berjalan menuruni bukit untuk sampai ke sana. Saat pulang bibi memberikan keduanya sekeranjang telur rebus, sehingga bisa dibawa untuk bekal perjalanan.

Sam mengambil telur rebus dari keranjang lebih banyak daripada Robin. Ia lalu memasukkan telur-telur itu ke dalam kantong kecil yang dibawanya. Meski begitu Robin tidak pernah marah kepada Sam, ia menerima dengan ikhlas meskipun jumlah telurnya sedikit. Robin melihat ada seorang kakek tua yang kelaparan di tepi jalan. Ia lalu memberikan lima butir telur rebus pada kakek itu. Tentu saja sang kakek sangat gembira dan berterimakasih pada Robin.

“Mengapa Kakak memberikan telur pada kakek tua itu?” tanya Sam.

“Kita harus berbuat baik pada orang lain Sam!”

“Sekarang telur Kakak berkurang?”

“Tidak apa-apa, ini akan kuberikan pada kakek dan nenek saja!”

Kakek itu tersenyum pada Robin, ia lalu memberikan sehelai bulu burung pada anak itu. Robin bingung dengan maksud kakek. “Untuk apa Kakek memberikan bulu itu pada saya?”

“Kakek hanya ingin berterimakasih. Letakkan bulu itu di tanah! Bulu itu akan berubah menjadi burung rajawali yang bisa mengantarmu pulang.”

“Terimakasih banyak Kek.”

Robin mengikuti petunjuk kakek tadi, ia meletakkan bulu itu di tanah. Secara ajaib muncullah seekor burung rajawali yang sangat besar. Robin dengan hati-hati naik ke atas burung itu. Sementara Sam dengan kasar naik ke burung itu, ia mencengkeram sayapnya dengan kuat. Burung rajawali marah dan menjatuhkan Sam ke tanah.

Sam ditinggal seorang diri dengan luka yang menghiasi lengan dan kakinya. Saat lapar mendera, Sam memakan telur rebus yang ada di kantongnya. Karena terlalu banyak memakan telur rebus, Sam menjadi sakit perut. Sementara Robin pulang lebih awal dengan bantuan burung rajawali, ia menghadiahkan telur rebus yang tersisa untuk kakek dan nenek.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar