Rumah Bagaikan Surga

Gemercik suara air di belakang rumah Laras sangat merdu. Aliran sungai Cikapundung itu memberikan hiburan bagi Nini Ridia dan Engki Bidin, nenek dan kakeknya Laras. Siang itu, mereka baru pertama kali singgah di rumah Laras.

Nininya langsung memuji betapa nikmatnya suasana si rumah Laras yang baru ini. Engkinya juga memuji  bahwa rumahnya mendatangkan kenyamanan seperti di surga.

Laras adalah gadis kecil yang baru saja lulus dari sekolah Taman Kanak-kanak (TK), dan mau memasuki Sekolah Dasar (SD). Usianya baru 6 tahun. Wajar kalau dia salalu ingin tahu apa yang dia belum mengerti.

“Surga itu apa, Engki?” tanya Laras.

Engki Bidin memberikan penjelasan, bahwa Surga adalah suatu tempat yang indah untuk orang yang baik, bila dia meninggal dunia.

Setiap orang, terutama yang sudah tua akan memenuhi panggilan Allah untuk meninggal dunia. Menurut Al Quran, kitab suci umat Islam, suasana di surga sangat menyenangkan. Berbagai tanaman buah-buahan tumbuh di sana, anggur, pisang, buah tin dan lain-lain. Sungai mengalir di bawahnya, mengeluarkan bunyi yang mendatangkan ketenangan bagi yang mendengarkan. Di keteduhan tanaman ada bangku terbuat dari emas untuk mereka duduk bersantai sambil mengenakan jubah yang menawan.

Nini Ridia juga menyambung dengan harapan, mudah-mudahan Nini dan Emgki bisa di sana bila telah meninggal nanti.

“Sebenarnya orang baik itu yang bagaimana, Nini?” tanya Laras yang tiba-tiba tampak bingung sendiri.

Nini menjawab pertanyaan Laras dengan hati-hati, orang baik adalah orang yang hormat kepada ibunya.

Dulu, ada sahabat Nabi Muhammad bertanya, “Wahai Nabi, kepada siapakah kami harus berbakti?”

Jawab Nabi Muhammad, ”Kepada Ibumu.”

Sahabat itu bertanya lagi, “Sesudah itu kepada siapa lagi, Wahai Nabi?”

Jawab Nabi Muhammad lagi, “Kepada Ibumu.”

Sahabat bertanya lagi dan lagi, “Sesudah itu kepada siapa lagi kami harus berbakti?”

Jawab Nabi Muhammad lagi dan lagi, “Kepada Ibumu, Wahai Sahabat!”

“Jadi hanya kepada Ibu, kami harus berbakti?” tanya sahabat itu.

“Setelah itu kepada Ayahmu,” jawab Nabi Muhammad.

Itulah yang dikatakan Nabi Muhammad, Rasul Allah sampai tiga kali. Barulah keempat kalinya Rasul mengatakan kepada ayahnya.

Laras sangat senang mendengar penjelasan dari nininya. Sejak saat itu dia tidak pernah marah-marah lagi kepada ibunya. Dia pun tak perlu menunggu ditegur oleh ayahnya, untuk mengikuti nasihatnya.

Atas kebaikan yang dilakukan Laras, ayah dan ibunya membuatkan ayunan di halaman helakang rumahnya. Dia sering duduk berayun-ayun di sana, sambil menikmati merdunya gemercik air. Sungguh rumahnya bagaikan di surga, seperti yang diceritakan oleh Engki dan Nini.

Bandung. 12/05/2024

Sumber gambar : Detik.com

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar