Rumah Semut

Hari ini sudah pukul 10.45, bel di sekolah Laras sudah berdentang, pertanda siswa-siswi kelas 1 sudah waktunya pulang. Mereka segera bersalam kepada guru mereka, Bu Tami.

Sebagian dari mereka ada yang masih menunggu jemputan. Mereka mengeluarkan tali dari dalam tas sekolah, untuk bermain lompat tali dengan teman-teman. Ada pula sekadar duduk di lantai dan saling mengobrol di lobi.

Laras sudah dijemput oleh ayahnya. Laras senang sekali digendong di pundak Papa Prama menuju mobilnya. Dia melambaikan tangannya kepada teman-temannya yang masih tinggal di sekolah.

Tiba di rumah, Laras mencuci tangannya dengan sabun dan air di keran yang tersedia dekat teras rumahnya.

“,Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” katanya saat memasuki rumahnya.

“Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,” balas ibunya, Mama Tika.

Mama Tika sedang menyuapi Kana, adiknya yang masih berusia 1 tahun lebih 4 bulan. Kana duduk di kursi khusus untuk balita yang diletakkan di dekat meja makan oleh Mama Tika.

Laras dan Papa Prama yang telah mencuci tangannya segera sibuk mengganti baju di kamar ganti. Mereka pun segera menikmati makan siang yang sudah tersedia di meja makan.

Usai makan, Laras melihat banyak semut di lantai yang mengerumuni remah makanan Kana.

“Mama, lihatlah semut-semut ini bisa mengangkat remah makanan yang lebih besar dari tubuhnya,” katanya sambil menunjuk semut-semut yang berbaris rapi.

“Ya semut sanggup mengangkat benda yang beratnya 50x berat badannya,” kata Mama Tika.

“Padahal gajah hanya sanggup mengangkat benda yang beratnya 2x berat badannya,” sambung Papa Prama.

“Oh … apa karena itu semut menang dari gajah bila kita melakukan suit,” tanya Laras kepada ayah dan ibunya.

“Mungkin,” jawab Papa Prama sambil mengelus rambut Laras.

Laras memperhatikan barisan semut yang berjalan ke halaman belakang rumahnya.Tubuh semut terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala, dada dan perut. Pada puncak kepala ada 3 bintik mata, untuk mendeteksi perubahan cahaya. Pada bagian dada terdapat 3 pasang kaki, di ujungnya memiliki cakar kecil untuk memanjat dan berpijak di suatu permukaan. Pada bagian perut, terdapat beberapa organ penting. Salah satunya adalah organ reproduksi.

“Aduh Mama, ada semut yang menggigit kaki Laras,” tiba-tiba terdengar teriakan Laras.

“Mari Mama usir semutnya, Nak,” kata Mamanya terkejut.

“Aduh, bekasnya bentol dan gatal sekali,” kata Laras sambil menggaruk-garuk kakinya.

“Itu karena semut mengeluarkan asam format,” kata Prama.

Semut mengeluarkan asam format atau sering juga dikatakan asam semut, bila merasa dirinya dalam keadaan bahaya.

Semut-semut itu membawa remah makanan ke halaman belakang. Di sana ada sarang semut, di bawah tanah. Di dalamnya ada ratu semut yang tudak pernah keluar dari sarangnya.

Menurut Al Quran surat ke 27 An Naml ayat 18, “Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Nabi Sulaiman dan tentaranya.”

Di dalam sarangnya semut-semut hidup berkoloni. Dalam sebuah koloni terdiri dari ribuan semut. Ada ratu semut, semut pejantan dan semut pekerja.

Semut-semut hidup aman dan bahagia di dalam sarangnya di bawah tanah. Biarpun anak-anak sibuk bermain, di halaman rumah atau sekolah, semut-semut di sarangnya tidak terganggu. Di sana, mereka berkembang biak dengan cara bertelur.

Bandung, 17/05/2024

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar