Serangan Tentara Kacang Hijau

Pada suatu hari yang cerah, sebuah kacang hijau kecil menggelinding tak tentu arah.

Dia baru terjatuh dari sebuah plastik belanjaan. 

Ia menggelinding terus sampai ke jalanan, beberapa kali terinjak orang, bahkan hampir saja remuk diterjang ban mobil. Untunglah ia aman sampai ke tepian.

Saat ia dalam kebingungan, sebuah mangkuk hitam dengan ratusan roda kecil yang nyaris tak tampak datang. Tangga tali tiba-tiba menjulur dan berhenti tepat di kaki si kacang hijau kecil. Lalu, menyembul dari atas mangkuk, sebuah kacang hijau yang besar namun sudah keriput, ia mengenakan helm, dan wajahnya sangat marah.

“Ayo, naiklah! Kamu kacang yang bagus, tega sekali manusia-manusia jahat itu membuangmu!” teriak si kacang hijau tua. Tiba-tiba saja Kacang hijau kecil merasakan gelegak amarah di dadanya. Ia jadi berpikir, bahwa ia tak terjatuh, tapi dibuang. Dan ia baru berpikir kalau manusia memang jahat.

HUP 

Saat masuk ke dalam, si Kacang Hijau Kecil terkaget. Ada ratusan kacang hijau lain di sana. Mereka bercerita, ada yang dibuang oleh anak kecil seusai digunakan dalam eksperimen sekolah, ada yang dibuang oleh balyang ita  memainkan kacang hijau di pasar, ada juga yang tersimpan lama di kulkas seorang nenek , tidak digunakan, lalu dibuang begitu saja. Mereka semua begitu marah karena telah disia-siakan oleh manusia. 

“Para Kacang Hijau yang hebat! Manusia-manusia, makhluk dengan hati yang jahat, telah membuang kita dengan sombongnya. Kini, saatnya pembalasan! Hidup Kacang Hijau! Kuasai tanah manusia dan jadikan semuanya ladang kacang hijau!”

“Hidup!” kata yang lainnya. 

Begitulah setiap kali ada kacang hijau baru yang diselamatkan. Kacang Hijau Tua  akan memberitahu mereka bahwa manusia itu jahat, makhluk terjahat di dunia. Begitulah, Kacang Hijau Kecil pun kini yakin semua manusia adalah penjahat. 

Di dalam mangkuk hitam itu, mereka dilatih untuk membuat manusia-manusia celaka. Ada yang menggelinding membuat para lansia terpeleset, ada yang mendekati bayi-bayi sehingga mereka tersedak, ada pula yang mengacaukan masakan para ibu, dan merusak kendaraaan  para ayah sehingga tak bisa dipakai bekerja. Mereka terus mengerjai manusia seperti itu.  Para kacang hijau dalam mangkuk hitam itu ingin menguasai dunia. 

Hingga suatu hari, mangkuk hitam itu terjatuh dan tumpah. Kacang Hijau Tua menggelinding entah kemana. Si Kacang Hijau Kecil dan teman-temannya kebingungan. Mereka tak pernah ke tempat yang semacam ini sebelumnya. Belum hilang bingungnya, sebuah tangan kecil manusia yang berdebu memungut mereka, meletakkan kembali dalam mangkuk, lalu membawanya berlari dengan suka cita.

“Ibu… ibu, aku menemukan kacang hijau! Apa kita bisa makan sekarang?” seru anak itu

Si Kacang hijau kecil dan teman-temannya kebingungan. Bukankah manusia telah membuang mereka? Menginjak, melempar, dan mengabaikan mereka? Tapi kenapa anak ini memegangnya dengan begitu erat.

“”Alhamdulillah terima kasih ya Allah, telah mengirimkan kami kacang hijau,” kata si Ibu seraya menengadahkan tangannya ke langit. Beliau pun mengeluarkan para kacang hijau lainnya dari mangkuk hitam untuk mencucinya.Tak ada satu pun yang tersisa

Si Kacang Hijau kecil bisa melihat tangan mungil yang kurus, yang tadi membawanya sambil berlari.. Ibu, ayah, dan adik-adiknya juga sangat kurus. Mereka semua tinggal di dalam tenda yang sepertinya sudah rusak. Dan mereka sudah berhari-hari tidak makan. 

Kacang Hijau Kecil tak percaya apa yang ia alami ini nyata. Inilah harapannya sejak dulu, berguna bagi manusia.

Melihat ketulusan para manusia yang ia temui, Si Kacang Hijau Kecil dan teman-temannya kini tak percaya lagi kata-kata Kacang Hijau Tua. Maka dari itu, saat si Kacang Hijau Tua kembali datang, dan menyuruh mereka kembali ke panci, mereka menolak. Mereka melambaikan tangan, tertawa bahagia dalam genggaman si ibu. 

 

Bagikan artikel ini:

4 pemikiran pada “Serangan Tentara Kacang Hijau”

  1. menarik sekali ceritanya, dari cerita kacang hijau itu pesan yang tersurat, jadilah diri sendiri, jangan mudah terprovokasi jika tidak melihat nyatanya. akan saya saceritakan untuk murid saya, dan semangai inspirasi untuk saya juga, terima ksih

    Balas

Tinggalkan komentar