“Kita harus balas,” Ratni mengacungkan tangan.
“Iya kemarin Sanca Membelit mencuri bendera,” Hobe juga berteriak.
Mereka jadi bersemangat. Malam itu Adrecurug melatih lagi mereka. Talisatni hanya geleng-geleng kepala.
Di pertandingan Final, anggota Sanca Membelit kelihatan telah siaga dengan seragam kerennya. Hobe dan kawan-kawan agak khawatir juga sih.
Namun belum juga pertandingan dimulai, tiba-tiba hujan deras.
“Pertandingan ditunda!”
Hobe lega mendengarnya.
Setelah hujan reda, pertandingan dimulai lagi. Ternyata pasukan Sanca Membelit malah mengundurkan diri. Ada kabar padepokan mereka kebanjiran, jadi mereka pulang deh.
“Horee!” anak-anak padepokan Gajah Duduk gembira.
Mereka menang telak tanpa tanding.
Padepokan Gajah Duduk diberi piala. Ketika mereka ke depan, disorakin peserta lain.
“Huh, pasukan konyol!” keluh mereka
Hobe dan kawan-kawan jadi malu. Walaupun mereka gembira menang. Tapi kegembiraan itu tak berlangsung lama.
“Kok rasanya aneh,” gumam Hobe.
“Iya, kita menang bukan karena pintar,” kata Ratni.
Tapmologa juga ikut merenung. Sebelumnya ia berambisi banget menang dengan cara apapun. Tapi kok rasanya gak puas menang dengan cara itu. “Iya, gak seru yah cara kita menang.”
“Yang lain lebih berhak menang,” timpal Tudne
“Karena kalian menang tanpa bertarung yang benar,” kata Talisatni.
“Shiapha bhilang?” Adrecurug membela diri.
“Masa ada jurus gigit telinga dan pura-pura pingsan?” Talisatni mencibir.
“Iya, tidak puas deh rasanya kalau menang pakai cara curang,” Hobe melet-melet lidah.
“Yosh, lain kali kita harus belajar giat!” Ratni berdiri.
“Yup, ajari kami jurus yang baik, guru,” kata Hobe.
“Ya guru!” anak-anak lain serempak mengerubuti Tapmologa.
“I.. iya, dibantu Adrecurug,” Tapmologa gelagapan.
Ia juga bingung mau ngajarin apa.
Silat Camp berakhir. Antar pasukan bersalaman. Hobe dan kawan-kawan malah mengembalikan piala. Rasanya mereka malu bawa piala.
“Tidak pantas,” Hobe nyengir ketika padepokan lain bertanya heran.
Mereka pulang ke padepokan dengan riang. Biarpun tidak bawa piala tetap senang.
“Kita pulang bawa banyak pengalaman,” kata Hobe.
“Dan teman,” Tudne nyengir melambai pada teman-teman barunya dari Badak Seruduk.
TAMAT
Eh, ada jilid 2-nya, loh. Kalian masih mau baca? Komen, ya 🙂
(Silat Boys pernah diterbitkan menjadi Nomic – Novel Komik di Penerbit Anak Kita, 2014)