Silat Boys – Kompetisi Silat Panas Dingin – Prolog

Siapa Silat Boys?

Silat Boys boys adalah murid-murid padepokan silat. Mereka belajar di Padepokan Gajah Duduk yang terletak di bukit Semriwing. Sebuah bukit yang sejuk dan asri, cukup terpencil. Dekat dengan hutan HijauToska. Di hutan HijauToska ada mata air yang jernih tempat para murid mengambil air. Bangunan Padepokan Gajah Duduk terbuat dari bambu. Semacam rumah panggung yang antik, klasik dan super unik. Terdapat juga saung-saung tempat masing-masing tingkat. Ada kelas kura-kura yang paling bontot, kelas ayam, dan kelas kelinci. Di belakang padepokan rumah guru Talisoga dari bangunan permanen yang lumayan mewah. Kasurnya juga empuk. Anak-anak suka curi-curi main disana apalagi istri Talisoga Nenek Itahkia yang baik hati. Hanya kalau ada guru suka diusir.

Di tengah padepokan ada lapang untuk berkumpul. Aula besar tempat latihan kalau hari panas. Disamping kanannya ada kebun sayur. Disamping kiri ada peternakan kelinci ayam dan kura-kura.

Berbagai macam karakter murid tumplek di padepokan unik tersebut. Konflik-konflik terjadi ketika karakter yang berbeda saling berbenturan. Menghasilkan adegan-adegan kocak ala jagoan silat yang konyol.

Para Lakon

Ini dia lakon-lakon istimewa silatboys, karakter mereka tercermin dari namanya. Tinggal balikkan saja namanya dan tambahkan satu huruf. Misal Talisoga jika dibalik menjadi agosilat, tambahkan huruf j maka jadi jagosilat . Ayo tebak lakon yang lain,  apa sifat mereka?

  1. Talisoga: Ini dia pemimpin padepokan. Seorang jagoan silat, walaupun sudah tua tapi masih kuat bertanding. Tapi awas, ia galak banget loh. Bisa-bisa kena pukul tongkatnya yang panjang dan selalu dibawa kemana-mana itu. Ia paling marah jika jenggotnya tersentuh.
  2. Talisatni: putra Talisoga yang cinta silat. Bagaimana tidak cinta, dari mulai melek sudah diajari silat,. Pribadinya halus, kebalikan dari ayahnya. Tinggi semampai dengan wajah halus. Suka nangis diam-diam loh. Dia andalan murid-murid kalau minta perlindungan.
  3. Tapmologa: guru yang jagoan lompat. Badannya bulat seperti kodok. Walaupun wajahnya lucu, tapi ia galak juga loh. Ia jadi wakil Talisoga kalau pas tidak ada.
  4. Adrecurug: dialah satu-satunya guru padepokan gajah duduk yang lumayan cerdas. Sebenarnya bukan penduduk asli, tapi orang asing yang tersesat. Nama aslinya Adrean, tapi ditambah dengan kata”curug” oleh suhu Talisoga karena ditemukan sedang merenung di pancuran. Jadilah Adrecurug murid kebanggan Talisoga. Dalam waktu singkat Adrecurug telah membantunya jadi guru. Wajah bule, rambut pirang, hidung mancung, kalau bicara logatnya aneh dan tidak dimengerti. You know what lah, hehe..
  5. Hobe: Murid paling heboh. Badannya pendek mungil, berwajah lucu, mulut dower saking seringnya dipake ngomong
  6. Pugu: berwajah lugu, mata belo, ingusan. Kalau ngomong gagap. Apa-apa takut salah dan gugupan.
  7. Napma: murid paling tampan. Rambutnya ganti-ganti gaya. Sukanya mengusap rambut dengan tangan bak pragawan. Kalau ngomong sok keren tapi isinya kosong
  8. Ratni: murid paling pintar. Pakai kacamata, bajunya selalu rapi, tinggi hati kalau jalan tegap
  9. Tudne: murid paling gendut. Perutnya buncit. Hobinya makan. Kulitnya hitam karena dari suku pedalaman.
  10. Maidne: masih sepupu tudne datang dari desa pedalaman juga. Berkulit hitam keriting seperti Tudne, hanya badannya kecil. Suka digendong di pundak Tudne. Sangat pendiam, nyaris tidak pernah bicara. Hanya melirik, uh oh saja. Mungkin karena kendala bahasa yang berbeda.

Prolog

Ajang tahunan paling bergengsi di dunia persilatan akan berlangsung. Yaitu Silat Camp yang mengundang perwakilan dari padepokan-padepokan silat. Padepokan Gajah Duduk tak ketinggalan akan ikut. Mereka kemudian memilih perwakilannya. Menurut kebijakan Talisoga sang pemimpin padepokan hanya tiga orang yang terpilih. Yaitu Hobe si heboh, Pugu si gugup dan Napma si Tampan. Pilihan yang tak terduga.

Ratni si pintar protes, ia pun membuat makar. Persoalan semakin runyam karena di dalam padepokan malah kisruh. Padahal mereka harus kompak agar tampil prima di Silat Camp. Akhirnya malah lima orang yang pergi ke Silat Camp.

Mereka berkompetisi dengan padepokan lain yang hebat-hebat. Ada perguruan Bangau Putih yang pandai memainkan jurus selendang. Macan Terbang yang pandai melayang di udara sambil mengeluarkan jurus keren. Badak Seruduk yang kuat-kuat. Bahkan Sanca Membelit yang pintar taktik. Hanya Gajah Duduk yang mengkhawatirkan, jurus andalan mereka adalah: duduk!

Akhir dari Silat Camp ini tak terduga. Padepokan Gajah Duduk malah menang. Ini berkat ajaran guru baru, Adrecurug yang aneh. Tapi walaupun memang menang itu menyenangkan, mereka tidak bangga. Pialanya dikembalikan. Rasanya tidak puas menang dengan cara curang. Mereka bertekad berlatih yang benar. Bisakah Tapmologa sang guru silat melatih mereka menjadi pendekar hebat?

Bersambung….

(Silat Boys pernah diterbitkan menjadi Nomic – Novel Komik di Penerbit Anak Kita, 2014)

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar