Oleh : Lina Herlina
Ola landak sedang bercermin. Ia berlatih menjadi narasumber sebuah acara.
“Selamat malam teman semua….. ” sahut Ola dengan berbagai intonasi. Dia mengulang beberapa kali, sambil membayangkan para peserta yang mengikuti acaranya.
Ini akan menjadi pengalaman pertama Ola tampil sebagai pembicara. Ola sampai ikut belajar public speaking karena ingin menjadi pembicara terkenal. Ia tahu, rasa tidak nyaman akan tampil harus bisa dikalahkan. Walaupun teori tak semudah praktek. Ola terus saja mencoba.
Sampai pada suatu hari, Ola kehilangan suaranya. Tenggorokannya sakit.
Ola bingung, apa yang harus dia lakukan? Padahal dia sudah menandatangani perjanjian menjadi MC hari itu. Maju dengan suara parau atau minta ganti MC? Minta ganti kepada siapa, ya?
Ola pun memutuskan untuk maju. Ola tidak ingin melewatkan pengalaman pertamanya mempraktikan ilmu berbicara di depan umum. Alhasil saat berbicara, suaranya tidak jelas. Saat dia keraskan suaranya melengking tak enak di dengar. Orang-orang saling menatap. Ola panik. Ia ingin menghilang dengan segera.***