Strategi Bocah-Bocah Karangduwur (Part 3)

Rencana Malam Minggu Mata Ais semakin menggenang. Tapi Evan masih saja meledeknya, hingga Sekar pun mencubit lengan Evan. “Udah, udah, enggak apa, kok. Kita coba main sekali lagi, ya? Siapa tahu kamu berhasil nanti,” hibur Sekar seraya menepuk pundak Ais. Namun, yang terjadi di luar kendali. Tangis Ais pecah. Suara cemprengnya memekakkan telinga. “Tuh, kan!” … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Strategi Bocah-Bocah Karangduwur (Part 2)

“Sengkong, Yudi.” Ais sangat gembira. Tapi, tanpa diduga Yudi menyusul dan menyengkong ulang. “Lho, Yud, kamu, kan, udah kena.” “Aku Yono,” ucapnya menyeringai. “Haaaah!” Ais kesal. Tapi, Yono benar. Ais tahu pasti kalau Yudi tidak memiliki tahi lalat di pipi kiri seperti Yono. Sekilas terlihat sama, tapi sebenarnya mereka sedikit berbeda. Memang tidak semua orang … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Untung Ada Nera

Berkali-kali Rusdi melihat jam tangannya. Sudah hampir pukul delapan, tapi Nera belum datang juga. Padahal kemarin mereka sudah sepakat, akan berkumpul di rumah Ernia paling lambat pukul setengah delapan. “Nera kemana, ya?” tanya Ernia gelisah. Ia tidak enak hati pada Pak Jaya, sopir ayahnya yang sudah menunggu sejak tadi. “Eh, kayak nggak tahu si Nera … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

PAGI CERAH DAN SEPEDA

Pagi ini sangat cerah Kukeluarkan sepeda dari rumah Sepeda biru bergambar kartun Yang dibelikan ayah dua bulan lalu Angin sepoi-sepoi menyambut Terasa dingin menerpa wajah Daun-daun di pepohonan bergerak Debu-debu bergerak lincah Rambutku juga ikut bergoyang Seiring degup jantungku yang berdendang Kukayuh pedal sepeda Mengayun pelan aku berkeliling Kudapati seorang ibu Dengan nampan bulat di … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini: