Judul: Teka-Teki Terakhir
Penulis: Annisa Ihsani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2014
Halaman: 256 halaman
Genre: Novel Anak-Remaja
Penasaran dengan madu buku dari @rembuku membawa saya membaca novel ini. Sempat tercengang awal membaca dan meyakinkan kembali kalau buku ini ditulis sama orang Indonesia, soalnya hawa baca bukunya terasa kayak baca bukunya Enid Blyton. Jadi flashback saat berimajinasi dengan karya beliau.
Kisah di buku ini bermula dari gosip tentang rumah putih di Jalan Eddington. Ada yang bilang penghuninya penyihir. Ada juga yang bilang mereka adalah ilmuwan gila, dan lain sebagainya. Yang jelas, Laura dan Jack penasaran dengan mereka sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Namun segala upaya mencari tahu, mengintip, mengintai, tidak ada yang membuahkan hasil.
Sampai suatu ketika Profesor Maxwell mengagetkan Laura dengan sapaannya saat ia pulang sekolah sendirian. Ia menemukan ujian Matematika bernilai nol yang hari sebelumnya Laura masukkan ke tong sampah rumahnya—karena itu tong sampah terdekat yang ia temui ketika meremas kertas ujiannya di jalan pulang—sekaligus meminjamkan buku pada Laura. Buku yang menunjukkan bahwa nilai nol tak seburuk kelihatannya.
Selesai membaca buku itu, Laura yang pendiam dan tidak memiliki teman bimbang. Haruskah buku ini dikembalikan? Atau buku ini sebenarnya diberikan? Dari situlah petualangan Laura dimulai. Di dalam rumah misterius itu, Laura menemukan harta karun tak terduga. Ia juga menemukan serangkaian teka teki logika, paradoks, persoalan seputar kesatria dan bajingan, serta obsesi menuntaskan hal yang belum terpecahkan lebih dari 300 tahun.
Laura akhirnya berteman dengan suami istri Maxwell. Ia juga mulai berteman dengan Katie yang menjadi sahabatnya di sekolah. Namun, kejadian Laura lupa datang ke pameran lukisan Katie membuat mereka bertengkar. Ia pun berjuang mencari teman di sekolah dan mendengar teman lain membicarakan dirinya yang dicap aneh. Kisah persahabatan di novel ini juga cukup unik dan klasik untuk ukuran anak dan remaja, namun cukup manis dibaca.
Kisah dalam buku ini cukup menarik dengan bingkai Matematika yang diramu dalam cerita. Jujur sangat tidak menyangka bisa meramu hal-hal dan fakta Matematika dengan menarik seperti ini. Salut pada penulisnya sudah menghadirkan novel anak-remaja yang sarat makna seperti ini.
Aa ini buku udah lama masuk TBR aku, tp blm sempat baca ? aku masukin TBR krn suka bukunya kak Annisa yang A for Amanda. Aku suka gaya berceritanya. Terima kasih atas resensinya kak 😀
Waaah jadi penasaran juga sama A for Amanda. Terima kasih juga sudah membaca resensi ini Kak 😀
Waaah jadi penasaran juga sama A for Amanda. Terima kasih juga sudah membaca resensi ini Kak 😀