Ini, sebuah cerita tentang novel kami, PUNAH
Kami akan selalu mengingat tanggal 17 Januari 2024 sebagai tanggal bersejarah. Hari ini cerita bersambung kami yang dimuat di PaberLand resmi launching sebagai novel di acara Ngobrol hePi alias NgoPi. Sebuah kehormatan bahwa novel kami, Punah : Pencarian Vesivatoa, diulas oleh salah satu founder PaberLand yakni kang Ali Muakhir. Selain itu, Tyka, magister S2 FIKOM UI juga menyempatkan diri untuk melipir di tengah kemacetan Jakarta demi menjelaskan isi tesisnya yang dipenasaranin para Pebers.
Kami masih ingat sekali, deg-degannya saat Kang Ali menyapa di e-mail dan memberitahu bahwa naskah kami akan dipinang oleh MCM. Sebelumnya, kami lebih intensif berkomunikasi dengan Teh Tethy Ezokanzo, yang menjabat sebagai redaktur Paberland.com. Berkat arahan beliau untuk mengemas ulang naskah novel menjadi cerbung, kami bisa memperbaiki kalimat-kalimat yang kurang efektif, membuat hook antar-bab, dan juga memperbaiki plot hole.
Kami juga tidak akan melupakan betapa positifnya dukungan dari Kang Iwok, Mbak Shinta, juga Uni Dian Onasis saat cerbung ini baru diterbitkan di paberland.com. Jujur, kami sangat terharu dan tidak menyangka kalau karya yang awalnya kami buat untuk anak-anak kami sendiri ini mendapat sambutan yang positif dari komunitas penulis bacaan anak. Apalagi saat tahu kak Dita, kak Sinta dan kak Liza juga telah menunggu-nunggu novel ini terbit, Masya Allah. Sungguh, rasanya kami belum pantas menerima semua dukungan ini. To The Moon, kata anak jaman now. Hatur nuhun semuanya. Alhamdulillah.
Di acara NgoPi kemarin, MC (teh Resty) bertanya tentang alasan dipilihnya genre fantasi (futuristik) untuk menyampaikan isu lingkungan. Setelah merenung, kami jadi teringat tentang komentar salah satu anak yang menjadi pembaca pertama novel ini. Ken (9 tahun) saat itu memimpin diskusi di Komunitas Buku Laswi, Bandung.
Di depan teman-teman homeschooling, Ken menyampaikan dua fase membacanya, saat membacanya pertama kali, Ken lebih fokus pada menikmati petualangan Ghazi dan kawan-kawan. Saat membaca kali kedua, Ken berdiskusi dengan Umminya, yang menurut Ken, membuat pemahamannya tentang nilai moral dalam novel itu bertambah. Rekaman diskusi buku anak di klub buku laswi bisa teman-teman tonton di sini.
Petualangan. Alhamdulillah, kami senang saat Ken mengucapkan ini. Memang menurut pengamatan kami, cerita petualangan, pencarian, atau teka-teki (yang semuanya bisa dikelompokkan dalam satu genre yakni misteri) adalah genre yang akan selalu menarik bagi anak-anak, berapapun usianya (termasuk anak-anak di atas 20 tahun, kan? Hayo, ngaku!).
Setelah novelnya terbit, kami baru tahu bahwa tak cuma menarik, membaca cerita misteri ternyata banyak manfaatnya bagi kemampuan literasi anak-anak.
Mengutip wawancara dengan Deborah Vriend Van Duinen, Ph.D., asisten profesor pendidikan di Hope College, Michigan State University, AS, di laman scholastic.com, cerita bergenre misteri dapat meningkatkan kemampuan literasi anak karena tiga hal.
Pertama, cerita misteri melatih untuk memperhatikan detil karena merupakan petunjuk dari apa yang akan dicari. Misal, dimana letak sesuatu benda, apa ucapan salah seorang karakter, apa sifat benda yang dicari? Saat mendengar judul “Pencarian”, “Misteri”, dan sejenisnya, otak anak sudah aktif sejak awal untuk memperhatikan hal-hal kecil dalam cerita. Ini adalah keterampilan membaca yang penting.
Kedua, cerita misteri membuat anak-anak bertanya “mengapa”? Keterampilan ini sangat penting untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis. Cerita misteri selalu tentang sebab dan akibat. Mengenali motif pelaku, memperkirakan akibat sebuah perbuatan, akan menumbuhkan rasa penasaran. Bahkan, pembaca yang ogah-ogahan pun akan tergelitik rasa penasarannya akan nasib si tokoh dan bagaimana akhir ceritanya.
Ketiga, cerita misteri membuat anak bersemangat untuk membaca ulang teks. Saat pembaca cilik bilang, “oooh iya, yang itu, ya!” , maka mereka akan merasa bahwa kemampuan mengingat dan memahami mereka lumayan juga. Ini akan menambah kepercayaan diri anak akan kemampuan membaca mereka. Kadangkala, menelusuri kembali petunjuk setelah mengetahui jawaban misterinya justru lebih mengasyikkan!
Wah, ternyata cerita misteri seseru itu manfaatnya! Semoga saja, cerita misteri bisa menjadi suluh yang terus menyalakan rasa penasaran dan kemampuan berpikir kritis anak-anak di era digital dan internet yang memanjakan kita dengan informasi instan ini.
Menulis cerita misteri di platform paberland.com insya Allah akan menambah nilai manfaatnya. Seperti yang dikatakan oleh Tyka, di era sekarang ini kita perlu mengisi internet dengan lebih banyak hal positif, salah satunya agar anak-anak tahu bahwa di internet mereka juga bisa membaca cerita-cerita anak yang bermutu. [TaV]
Btw prapesan Punah : Pencarian Vesivatoa dengan diskon spesial dari PaberLand masih available , loh! klik di sini untuk memesan ^^ Arigatou.
Penasaran sama bukunya, nih. Alhamdulillah, prapesan masih dibuka, ya.
Bisa langsung order ke penulisnya, Sepertinya masih dapet diskon, hehe