Bena sangat bersemangat pergi ke sekolah pagi itu. Dia mengenakan seragam putih merah, memakai sepatu, dan tidak lupa dia membawa buku pelajaran dalam tas ransel kesayangannya yang berwarna biru langit. Sebelum masuk kelas Bena bermain di halaman sekolah dengan teman-temannya. Tanpa sengaja tasnya tersangkut pada sebuah paku yang mencuat dari pagar. Sekarang tas birunya berlubang di bagian kantong depan. Bena sedih dan bingung karena tas kesayangannya hanya ada satu.
Setelah pulang dari sekolah, Bena bercerita pada Ibunya tentang kejadian itu. Ibu Bena mengusulkan untuk membelikan Bena tas sekolah baru. Tetapi Bena menolak dengan tegas, “Tidak, Bu! Saya masih suka tas sekolah ini. Tasnya masih bisa dipakai kalau tidak ada lubang itu.” Mendengar keinginan Bena, sang ibu tersenyum dan berfikir sejenak. Setelah merenung beberapa saat Ibu Bena berkata, “Kalau begitu, bagaimana kalau ibu menambahkan sentuhan khusus pada tasmu agar terlihat lebih cantik? Apa kamu mau mencoba?”
Bena tertarik dengan ide tersebut dan bertanya, “Bagaimana caranya, Bu?” Ibu Bena berjalan ke arah laci dan mengeluarkan benang berwarna-warni. “Bagaimana kalau ibu menambal tas sekolahmu dengan membuat sulaman berbentuk Roket? Nanti tasnya jadi terlihat memiliki roket- roket hebat yang akan membawamu ke tempat-tempat ajaib!” ujar Ibunya sambil menunjukkan benang warna warni di depan Bena. Bena langsung bersemangat. “Iya, Bu! Ayo kita coba!”
Malam itu, Bena dan Ibunya bekerja sama menambal tas sekolahnya dengan sulaman berbentuk roket. Bena asik memilih warna-warna benang sendiri. Ada benang merah, ada jingga, ada juga yang berwarna hijau daun. Bena belajar bagaimana memasukan benang ke dalam jarum pelan-pelan. Dia juga belajar bagaimana caranya menyulam dengan rapi dan hati-hari. Jarum sulam sangatlah tajam. Ibu mengawasi Bena agar dia tidak tertusuk jarum. Mereka berbicara dan tertawa bersama selama proses menambahkan sulaman roket ke tas Bena. Saat tasnya selesai, Bena tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. “Terima kasih ibu!” Bena memeluk ibunya dengan erat.
Keesokan harinya, Bena pergi ke sekolah dengan tas barunya yang penuh dengan sulaman roket yang cantik. Teman-teman sekelasnya sangat terkesan dengan tas barunya. Mereka bertanya bagaimana Bena bisa mendapatkan tas seunik dan sekeren itu. Bena pun bercerita dengan riang, “Ibu saya yang hebat menambal tas sekolahku dengan sulaman roket! Sekarang tas sekolahku seperti tas petualang sejati yang akan membawaku ke luar angkasa!” kata Bena sambil mengenakan tasnya.
Semua teman-teman Bena ingin memiliki tas seperti itu. Beberapa bahkan meminta ibu Bena untuk mengajarkan bagaimana cara menambah sulaman cantik pada tas mereka. Ibu Bena dengan senang hati membantu. Ada yang meminta diajari membuat sulaman bunga, pelangi warna-warni, ada juga anak laki-kali yang ingin diajari sulaman bentuk semut. “Saya mau membuat tas yang terlihat seperti dikerumuni semut,” katanya sambil tersenyum bangga. Bena, Ibu, dan kawan-kawannya tertawa mendengar ide anak itu. Sungguh ide yang menarik.
Tas sulaman roket Bena menjadi terkenal di sekolah, dan Bena merasa sangat bangga dengan tasnya yang unik. Setiap hari, Bena bersemangat pergi ke sekolah dengan tas roketnya yang istimewa. Bena belajar bahwa barang yang sedikit rusak tidak melulu harus diganti dengan yang baru. Dengan sedikit kreativitas dan imajinasi kita bisa menyelamatkannya atau bahkan menjadikannya lebih baik lagi.