ULANG TAHUN KEDELAPAN

Oleh: Muthia Razella

Bu, hari ini umurku delapan tahun. Ibu ingat ketika usiaku satu tahun, ibu memberiku kue ulang tahun bergambar Frozen? Itu lho, Bu, kartun kesukaanku yang bintangnya Elsa dan Anna. Ibu ingatkan, itu buku cerita pertamaku?

Saat itu aku belum bisa mengingatnya, untunglah semua terekam lewat foto dan video di ponsel ibu. Ibu ingat ketika ulang tahunku yang kedua? Ibu dan ayah mengajakku berwisata ke Bali? Itu kali pertama aku naik pesawat. Ibu dan ayah bahagia sekali bisa mengajakku main di pantaiĀ  sambil menikmati matahari terbenam. Lagi-lagi saat itu aku belum bisa mengingat apa pun, untungnya ibu selalu mengabadikan setiap momen penting dalam hidupku.

Bu, langit mulai gelap, sepertinya mau hujan. Aku jadi teringat ulang tahun ketigaku yang kita rayakan sambil hujan-hujanan di atas motor. Pizza yang ayah bawa nyaris hancur, tapi kita tetap bahagia menikmatinya bersama di emperan sebuah toko sambil berteduh.

Setiap tahun selalu penuh dengan kenangan.

Tahun ke-4 sepertinya aku mulai bisa mengingat, saat ayah dan ibu merayakan ulang tahunku di Bandung, di saung Angklung Udjo. Itu adalah ulang tahun paling seru. Meriah sekali. Semua orang yang hadir di sana bernyanyi dan mengucapkan selamat ulang tahun untukku.

Setelah itu, setiap tahun kita selalu merayakannya di sini, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tetap bertiga. Namun tidak lagi penuh tawa dan canda, lebih banyak ku isi tangis. Kadang hujan, kadang panas, tapi kita tetap merayakannya bersama. Seperti hari ini di depan pusara ayah dan ibu, aku bawakan bunga anyelir kesukaan ibu dan kopi hitam kesukaan ayah.

 

Naskah yang dikirim untuk event LCCAP tahun 2024

Sumber gambar: kumparan.com (tiktok:@putrisr15)

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar