Oleh: Arkaharihara
Pagi itu cerah sekali dan Rora begitu semangat menyambut hari.
“La, la, la! Pagi, Ma,” sapa Rora sambil berjingkat- jingkat menuju meja makan.
Melihat Rora begitu bersemangat, mamanya langsung bertanya sambil tersenyum. “Rora, kok, semangat banget? Emang hari ini hari apa, sih? Bukannya hari Minggu, ya?”
Loh, gimana, sih? Jangan bilang Mama lupa,” sahut Rora dengan muka cemberut.
“Taraaaa. Mama nggak mungkin lupa, dong!” seru mamanya Rora sambil mengeluarkan kue black forest kesukaan Rora dari dalam kulkas.
“Hore! Kita sarapan black forest!” Rora tampak begitu senang. Setelah memakan kue beberapa potong, mamanya Rora pergi ke kamar mandi.
Tinggallah Rora sendirian di meja makan. Ternyata sedari tadi si Kety, kucing kesayangan Rora di bawah kaki meja makan. “Ya ampun, Kety. Kamu juga mau ngerayain ulang tahun bareng aku, ya? Sini kita makan bareng.”
Rora tidak tahu kalau kucing sebenarnya tidak boleh makan cokelat. Termasuk juga kue yang mengandung cokelat. Setelah Kety memakan kue yang diberikan Rora, terlihat ada busa yang keluar dari mulut Kety. “Mama! Kety, Mama! Tolong!”
Kety sudah kejang-kejang dan tiba-tiba badan Kety sudah mengeras. Rora berteriak histeris sambil terus memanggil Mama.
“Heh! Rora, bangun! Kamu ini mentang-mentang hari Minggu tidurnya sampai jam 12 siang. Ayo, mandi, terus kita potong kue ulang tahun kamu,” ucap Mama.
“Kety di mana, Ma?” tanya Rora seketika setelah terbangun. la masih penasaran.
“Oh, kamu pasti mimpi Kety mati, ya? Makanya abis Subuh jangan tidur lagi, jadi mimpi jelek gini, kan?” Mama mengomeli Rora. Sedangkan Rora hanya tersenyum di atas kasur.
