Oleh : Hayat Mardhotillah

Datanglah sosok yang sangat aku takuti sekaligus aku segani, kakekku. Kakek memandangku sangat serius dengan aura kemarahan terpancar di wajahnya. Kakiku gemetar .

“Yasmin, kamu tahu apa kesalahanmu?, “ tanya kakek. 

“Yasmin telah memecahkan vas bunga kesayangan kakek. Tapi…bukan Yasmin yang pecahin kek”, ucapku membela diri.

“Jadi siapa yang pecahin vas kesayanganku itu?. angin, debu, atau makhluk tidak kelihatan?. Bukankah hanya Yasmin sendiri di situ?”, tanya kakek .

“Jujurlah .  Kamu tahu kenapa kamu jadi seperti ini?. Ini karena kamu main game  melulu. Tidak fokus pada pelajaran, anti sosial dan tidak perduli dengan keluarga. Lihatlah badanmu semakin kurus. Apa itu yang Yasmin inginkan?. Yasmin telah dikuasai oleh gawaimu. Bertapa bodah dan rendahnya”, ucap kakek. 

“Maafkan Yasmin kek.“, ucapku sambil menangis terisak-isak.

“Kamu siap di hukum?”, tanya kakek. 

Aku mengangguk pasrah.

“Mulai detik ini, androidmu kakek sita dan kau harus bekerja di rumah ini selama 3 bulan tanpa cuti”.

 “ Kamu tahu apa kesalahanmu yang ke dua Yasmin?”, tanya kakek. 

Aku hanya mengeleng dan tertunduk.

“kesalahan kamu karena kamu ulangtahun hari ini!”, jawab kakek sambil tertawa.

“Apa? Yasmin dikerjain ya?”, ucapku terkejut.

“Jangan marah Yasmin, selamat ulangtahun sukses selalu ya”, ucap Tante Nia sambil memelukku. 

Mereka semua bergantian memberikan ucapan selamat. Mama membawakan kek ulangtahun yang sangat cantik. Aku terharu dan Bahagia sekali.      

 “Selamat Ulang tahun Yasmin.” Ucap kakek. “Yasmin , hukumannya tetap berlaku ya”.

“ Ch tidak….”.

“Percayalah demi masa depammu. Yasmin akan mendapatkannya kembali apabila waktunya tiba. Kami menyayangimu.”, ucap kakek lalu memelukku.