Ensiklopedia Anak Cerdas – Tonggak Sejarah Dunia (part 20)

“Eh.. eh… sepertinya aku sering mendengar nama Timur Lenk?” aku mencoba mengingat-ngingat. Professor Will tertawa, “Iyalah. Kamu suka baca anekdot Nasruddin Hoja?”

“Iyaaa! Di kisah Nasrudin yang lucu itu!”

Tamerlane adalah keturunan dari Genghis Khan yang berkuasa di Asia tengah.  Julukan Timur Lenk (besi yang pincang), diberikan kepadanya karena kakinya pincang akibat perang. Ia terkenal kejam dan lalim. Dijuluki sang penakluk yang ambisius, ia berprinsip “Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di alam ini, maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja.”

“Ya… ya… aku ingat. Timur Lenk ini sering berdebat dengan Nasrudin, kalian mau mendengar kisahnya?”

Kisah Nasrudin mengalahkan Timur Lenk

Kepintaran Nasrudin terkenal sampai seantero negeri. Hal ini membuat Timur Lenk, pemimpin Mongol di Baghdad penasaran. Ia kemudian memanggil Nasrudin ke istananya.

“Mullah, kudengar engkau adalah orang terpintar di negeri ini,” kata Timur Lenk.

(Catatan: Mullah = panggilan hormat di Timur Tengah)

Nasrudin tangkas menjawab dengan suara tenang, “wah, itu kan kata orang-orang saja.”

“Mhh, kalau kau memang Cerdas. Bisakah mengajar membaca?” tanya Timur Lenk.

Nasrudin tersenyum, “ini pekerjaan ringan,” pikirnya.

“Oh tentu saja, tuan, muridku sudah banyak,” jawab Nasrudin.

“Baiklah, kalau begitu tolong ajari dia membaca,” kata Timur Lenk sambil menyuruh pengawalnya membawa seekor keledai ke hadapan Nasrudin.

Nasrudin terperanjat, “dia, tuan?”

“Hahaha… iya! Ajari keledai ini membaca. Katanya engkau kan Cerdas,” Timur Lenk tertawa terbahak-bahak.

Nasrudin terdiam sejenak. Ia tidak menyangka tugasnya seberat itu. Tapi bukan Nasrudin namanya jika kehilangan akal.

Ia segera menjawab, “baik, beri saya waktu tiga bulan.”

Timur Lenk senang mendengar Nasrudin menyanggupi tantangannya.

“Kami tunggu tiga bulan lagi,” katanya.

Nasrudin kemudian pulang membawa si keledai.

“Keledai janganlah kamu menyusahkanku. Kamu keledai milik raja, jangan malu-maluin yah, kamu harus Cerdas, ” kata Nasrudin.

Selama tiga bulan Nasrudin melatih keledai tersebut dengan gigih.

Sampai tiba waktu yang telah ditentukan, dibawalah si keledai menghadap Timur Lenk.

“Nah, Mullah, bagaimana keledaiku, sudah bisa membaca?” tanya Timur Lenk tak sabar.

Nasrudin tersenyum dan menaruh sebuah buku tebal di depan keledai.

“Sudah tuan, lihatlah,” katanya.

Benar saja! Keledai tersebut mulai membuka lembar demi lembar dengan lidahnya.

Ketika lembar pertama dibuka, ia meringkik, “nge.. nge.. nge…”

Timur Lenk terperangah melihatnya.

Kemudian si keledai membuka lembar kedua dan kembali meringkik, “nge.. nge.. nge…”

Dan seterusnya sampai lembar terakhir terus meringkik dengan suara semakin keras.

Seolah-olah keledai tersebut sedang membaca.

Timur Lenk berdiri kaget, “wah hebat! Hebat!”

Nasrudin tersenyum lega.

“Bagaimana caranya kamu melatih keledai itu?” tanya Timur Lenk penasaran.

“Wah, itu sih rahasia,” kata Nasrudin.

“Ayolah, dibagi caranya,” kata Timur Lenk.

Nasrudin kemudian bercerita,

Setelah keledai itu sampai di rumahnya, setiap hari ia diberi makanan jerami. Uniknya, jerami itu tidak disimpan di wadah, tapi ditaruh di setiap lembaran buku. Jadi jika keledai itu ingin jerami, ia harus membuka setiap lembaran buku. Nasrudin terus melatihnya sehingga terbiasa. Kemudian ia melatih tahap berikutnya. Pada beberapa lembar buku, sengaja tidak diberi jerami. Setiap tidak menemukan jerami, keledai tersebut akan meringkik karena marah. Begitulah seterusnya dilatih hingga tahap tidak ada jerami sama sekali di dalam lembaran buku.

“Wah.. wah… wah… jadi sebetulnya dia tidak membaca yah?” Timur Lenk terkekeh.

“Yah, mungkin saja dia membaca. Buktinya dia terus bicara kok setiap membuka lembaran buku,” kata Nasrudin.

“Terus apa yang dia katakan?” tanya Timur Lenk.

“Nah, itu yang harus kita terjemahkan dulu dengan cara membaca bukunya,” jawab Nasrudin tangkas.

Timur Lenk terbahak-bahak mendengar cerita Nasrudin. Ia puas dengan kepintaran Nasrudin. Timur Lenk memberikan banyak hadiah termasuk si keledai yang Cerdas membaca untuk Nasrudin.

Bersambung…

  • Ilustrasi by BING . Silakan kontak admin,  jika ada ilustrator yang ingin menyumbang gambar pengganti. 
  • Dilarang copas atau mengutip isi artikel ini. Hargailah kerja keras kreator menyajikan bacaan gratis untuk pembaca. Jangan dinodai oleh plagiator.
Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar