Pernak-pernik Ramadhan RaYa #2

Takjil Kesukaan Pisang Raja yang tahun lalu ditanam Abah bersama Yahya sudah berbuah dan matang. “Umma, ini pisang rajanya sudah Abah ambil, siapa tahu mau diolah jadi camilan enak untuk buka puasa pertama kita,” tutur Abah sambil menyodorkan dua sisir pisang yang sudah matang pada Umma yang sedang menyapu di dapur. Beberapa sisir lainnya diletakkan … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Pernak-pernik Ramadhan RaYa #1

Tamu Istimewa Kicau burung terdengar merdu, anak-anak bermain begitu seru, langit merona jingga sendu, mentari ingin berpamitan dulu, begitulah suasana sore yang selalu dirindu. Abah, Maryam dan Yahya menikmati sore dengan duduk-duduk di balai-balai kayu depan rumah. Abah menyeruput teh hangat dengan khusyuk, saat Umma datang membawa donat hangat berbalut gula halus berwarna putih, seputih … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Strategi Bocah-Bocah Karangduwur Part 33

Sayonara Sekar, Evan, Yono dan Yudi duduk termangu di markas pohon belimbing. Mereka mengayunkan kaki tak bersemangat. Berbagai permainan yang biasa mereka mainkan tak menarik lagi hari ini. Terik matahari di Karangduwur menambah gerah. Keempatnya terdiam, hingga suara asing yang muncul entah dari mana membuat riuh. “Kamu kentut ya, Yon?” protes Yudi sambil menutup hidungnya. … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Strategi Bocah-Bocah Karangduwur Part 32

Kepergian Ais Sekar memutuskan untuk mengejar mobil jeep itu sambil meneriakkan nama Ais. Ia akan meminta bantuan orang di sekitar jika sesuatu yang buruk terjadi. Tapi, belum juga ia sampai, mobil itu telah melaju. Sekar berhenti dan terengah-engah. Keringatnya jatuh bercucuran. Sementara tubuhnya basah oleh gerimis. Sekar berlari pulang. Bahkan ia melupakan payungnya yang tertinggal … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Strategi Bocah-Bocah Karangduwur Part 31

Ais Hilang Esok hari, Sekar berniat menjenguk Ais. Hari ini Ais tidak berangkat ke sekolah. Ia khawatir jika luka Ais parah. Namun, saat sudah sampai di depan rumah Ais, Sekar ragu dan berhenti. Sekar menunggu, mungkin Ais akan keluar sebentar lagi. Kalau dipanggil, ia harus berhadapan dengan mama Ais. Sekar takut. Mama Ais pasti akan … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Strategi Bocah-Bocah Karangduwur Part 30

Jamuran Sekar berlarian kecil menuju rumah Ais. Rambut panjang yang dikuncir ekor kuda melambai-lambai. Hari ini ia mengenakan kaos kuning dengan celana cokelat selutut. “Ais! Ais! Main, yuk!” teriak Sekar dari halaman rumah Ais. “Iya, sebentar!” jawab Ais dari dalam rumah. Angin berembus meniup tanaman hias yang digantung di halaman rumah Ais. Berbagai macam bunga … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Strategi Bocah-Bocah Karangduwur Part 29

“Yah, aku terlambat.” Evan melangkah gontai mendekati teman-temannya. Kemudian ia duduk di samping Yono sambil mengatur napas. “Kamu dari mana saja, sih, Van? tanya Yudi. “Dari Wc, perutku mules tadi,” jawab Evan seraya memegangi perutnya. “Pasti gara-gara kemarin makan pecel Mbah Biyah kebanyakan.” Sekar menebak. “Bisa jadi,” tukas Yono. “Orang aku enggak suka sayur. Aku … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini: