Silat Boys – Jurus 1: Wakil Pilihan

Pagi ini matahari bersinar cerah menerangi kaki bukit Semriwing. Burung-burung berkicau riang melompat dari satu ranting ke ranting lain. Semilir angin menambah indah suasana. Namun tak satupun murid-murid Padepokan Gajah Duduk menikmatinya. Biasanya pagi-pagi begini mereka sibuk latihan naik turun bukit. Puluhan anak-anak akan memanggul air dari mata air hutan Hijautoksa. Namun sepertinya hari ini … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Silat Boys – Kompetisi Silat Panas Dingin – Prolog

Siapa Silat Boys? Silat Boys boys adalah murid-murid padepokan silat. Mereka belajar di Padepokan Gajah Duduk yang terletak di bukit Semriwing. Sebuah bukit yang sejuk dan asri, cukup terpencil. Dekat dengan hutan HijauToska. Di hutan HijauToska ada mata air yang jernih tempat para murid mengambil air. Bangunan Padepokan Gajah Duduk terbuat dari bambu. Semacam rumah … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

PETUALANGAN DOLLABELLA [Part 19 (Tamat): Pemusik Jalanan]

Selesai makan siang, Nabiella dan teman-temannya pergi berjalan-jalan melihat sekolah Ahmed. Sedangkan Om Pasha memilih beristirahat di Masjid Granada saja. Bangunan tua itu tampak cantik dihiasi bunga bougenville berwarna-warni di balkonnya. Beberapa anak laki-laki terlihat sedang bermain bola di lapangan belakang sekolah. Tiba-tiba Ahmed bersembunyi seakan tak ingin kelihatan oleh mereka. “Ahmed, apakah mereka teman-temanmu?” … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

PETUALANGAN DOLLABELLA [Part 18 : Anak Suriah di Istana Merah]

Lebih dari setengah jam, Nabiella dan teman-temannya serta Om Pasha berjalan di kota asing itu. Di sebuah persimpangan jalan terlihat papan dengan tanda panah di bawahnya. Di papan itu tertulis ‘Mezquita Mayor de Granada’. Om Pasha membacanya dengan setengah tak percaya. “Granada? Granada yang kutahu berada di Spanyol,” ujarnya tak yakin. Bagaimana mungkin mereka bisa … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

PETUALANGAN DOLLABELLA [Part 17 : Kebun Zaitun]

Volarancione mengangkasa dengan anggunnya. Cuaca cerah langit pun biru. Balon-balon berwarna-warni menghiasi langit Dollisola pagi itu. Angin lembut bertiup menerpa wajah anak-anak yang sedang asik menikmati pemandangan dari balon udara. Nabiella merentangkan lengannya seakan terbang bagai burung. Adora menikmati kerudung merah mudanya yang berkibar-kibar tertiup angin. Dari ketinggian ternyata Pulau Dollisola terlihat berbentuk seperti hati. … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

PETUALANGAN DOLLABELLA (Part 16 : Balon Udara)

Nabiella bersama ketiga temannya sedang asik membaca buku cerita di perpustakaan sekolah. Adora tampak tertawa kecil sambil menahan suara, karena cerita lucu yang sedang dibacanya. Tiba-tiba saja sesosok anak laki-laki mendekat. “Sstt … Sstt …” usiknya menarik perhatian keempat anak perempuan itu. “Ghazi, ada apa?” tanya Adora sambil tetap menatap bukunya. Kalma, Nabiella, dan Alana … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

PETUALANGAN DOLLABELLA (Part 15 : Pesta di Palestina)

Tepat setelah shubuh, geng Dollabella berkumpul di pulau Dollisola. Mereka menunggu Ghazi dengan setengah sangsi. Apakah dia benar-benar tahu soal tiram teleportasi? atau hanya membual dengan tepat? Pertanyaan itu langsung terjawab saat perlahan sosok tinggi dengan rambut coklat terang berlari ke arah mereka. Tak salah lagi, itu memang Ghazi. “Maaf kalau aku terlambat,” kata Ghazi … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini: