Kekalahan Kimo

Sudah tiga hari, Kimo Si Kerbau, tidak keluar rumah. Jangankan keluar rumah, beranjak dari tempat tidur pun malas rasanya. Bahkan sinar matahari yang mengintip dari balik gorden tak mampu membuatnya bangun.

Empat hari yang lalu, Kimo mengikuti audisi perwakilan lomba menyanyi di desanya. Setiap tahun, warga desa berkumpul untuk menentukan wakil yang akan dikirimkan untuk mengikuti lomba menyanyi tingkat provinsi. Kimo sendiri hampir selalu menjadi yang terpilih sejak pertama kali mengikutinya. Delapan tahun berturut-turut, kecuali tahun ini.

Tahun ini, Oki Si Sapi yang terpilih menjadi perwakilan desa. Mungkin terdengar biasa, tetapi bagi Kimo ini hal yang luar biasa. Setelah delapan tahun, ia dikalahkan oleh Oki yang belum lama pindah ke desa tempatnya tinggal.

Kimo benar-benar kecewa. Ia juga malu karena kalah saat itu. Salah satu alasannya adalah suaranya yang mendadak parau di hari audisi. Kimo menduga, itu karena ia terlalu banyak makan jambu mede. Kimo benar-benar menyesal.

Sejak semalam, pikiran Kimo penuh dengan bayangan-bayangan buruk. Tidak, bukan hantu, melainkan ketakutan untuk bertemu teman-temannya. Bagaimana jika teman-teman menertawakan kekalahannya? Atau justru mengolok-olok Kimo karena kekalahannya? Bagaimana jika mereka justru kecewa padanya? Kimo belum pernah kalah sebelumnya.

Kimo tak sanggup membayangkan jika harus bertemu teman-temannya. Apalagi bertemu Oki. Aduh, malu sekali. Kimo si juara bertahan, kalah oleh orang baru. Beragam pikiran buruk terus bermunculan dan memenuhi benak Kimo.

“Aaak. Payah, payah!” Kimo berguling-guling di kasur sambil memegangi kepala dengan kedua tangannya.

Saat tengah larut dalam pikiran buruk, Kimo mendengar pintu rumahnya diketuk. Kemudian, terdengar suara teman-temannya memanggil. “Kimo! Kimo!”

“Apa kamu di dalam?” Itu suara Ruru Si Tupai.

“Apa kamu sakit?” Suara kecil melengking itu punya Tutu Si Tikus.

Haruskah Kimo membuka pintu? Atau lebih baik diam saja dan pura-pura tidak mendengarnya? Kimo mengintip dari celah gorden. Saat itulah, matanya bersitatap dengan mata bulat lain.

“Kimo ada di dalam.”

Hah, Oki? Mau apa dia di sini? Mau menertawakanku? pikir Kimo.

“Kimo, ayo, buka pintunya. Aku membawakan puding kesukaanmu,” bujuk Ruru.

“Iya, Kimo. Ini, aku juga membawa pai apel untukmu,” sambung Tutu.

Aroma pai apel yang harum tercium sampai ke dalam. Grrruuuuk … perut Kimo tiba-tiba berbunyi. Ia belum makan sejak tadi malam.

Baru saja Kimo memutar tuas pintu, Ruru dan Tutu langsung menyerbu.

“Kimo, apa kau sakit?”

“Apa kamu sudah makan, Kimo? Lihat, kamu kurusan,” kata Tutu.

“Eh, itu, aku ….”

“Halo, Kimo,” sapa Oki.

“Eh, Oki …,” Kimo tak melanjutkan kalimatnya. Duh, mau apa Oki ke sini? Duh, mana rumahku sedang berantakan lagi. Aku juga belum mandi. Argh …. pasti dia akan mengejekku. Kenapa Ruru dan Tutu mengajak Oki ke sini, sih?

“Malah bengong. Kimo, ini Oki mau ngomong,” kata Ruru.

Wajah Kimo berubah tegang. Ia meneguk ludah. Jantungnya berdebar, tak siap mendengar apa yang akan Oki katakan.

“Kimo, bagaimana jika kamu berduet denganku di perlombaan nyanyi provinsi?” tanya Oki.

“Hah?” Kimo tak percaya dengan apa yang ia dengar.

“Iya. Aku ingin membentuk duo. Pasti keren sekali kalau kita bisa bernyanyi bersama,” imbuhnya dengan wajah berseri.

“Sama nari juga, Ki. Kimo kan juga pintar nge-dance,” kata Ruru sambil menggerak-gerakkan tangannya.

“Iya. Kalau menari, aku masih harus belajar dari Kimo,” kata Oki, “mau, kan, Mo?”

Kimo mengerjap. “Ka … kamu serius, Ki?” tanya Kimo.

“Serius, dong. Aku sudah mulai memikirkan nama duo kita,” ujar Oki penuh semangat.

“Wah, pasti keren sekali. Tunggu apa lagi, Mo? Aku juga ingin melihat kalian berdua menari dan bernyanyi,” Tutu mencoba meyakinkan.

Semua bayangan buruk yang sejak semalam ada di pikiran Kimo mendadak hilang. “Ya, aku mau, sih,” ujarnya malu-malu.

“Hore!” pekik Oki. “Bagaimana kalau nama grup kita, Duo Tampan?” tawarnya.

“Duo Gendut saja,” ujar Ruru yang disambut lirikan pedas Oki dan Kimo. “Eh, bercandya, bercandya, bercandya.”

“Hahahahaha,” keempatnya tertawa lepas.

*Gambar oleh brgfx di freepik (https://www.freepik.com/free-vector/singer-buffalo-cartoon-character_30979005.htm)

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar