Momon Jalan-Jalan ke Kota

“Momooooon, tungguuu……” teriak Mobu memanggil Momon yang sudah berada di atap rumah.

Mobu panik, karena ternyata ada beberapa manusia nampak melihat mereka. Mobu segera menyusul Momon menaiki atap rumah warga.

“Kalian, jangan tinggalin aku dong!” panggil Kekey kepada Momon dan Mobu. Kekey adalah Monyet ekor panjang yang berlari paling akhir, berusaha mengejar kawan-kawannya.

Mereka bertiga akhirnya berhenti sebentar di gedung kosong setelah sebelumnya berlarian, melompat-lompat, melewati rumah-rumah di komplek padat penduduk. Kejadian yang tidak biasanya terjadi. Ada monyet berkeliaran di kota.

“Ini gara-gara kamu sih…..Ngajak-ngajak kita jalan-jalan jauh banget! “ Ucap Mobu sambil nafasnya naik turun karena kecapean.

“Ya, siapa suruh juga kamu mau? Aku kan ngak maksa,Bu” jawab Momon santai….

Momon memang monyet pemberani. Dia yang mengusulkan kepada teman-temannya untuk pergi ke kota. Momon bosan berada di hutan. Dia juga kesal, karena hutan yang menjadi tempatnya bermain dahulu menjadi tidak seperti dulu. Hutan yang dahulu luas, sekarang menjadi sempit. Hutan itu jadi gundul dan sedang dibangun entah mau jadi apa. Hutan yang sempit, membuat makanan bagi mereka menjadi sedikit. Kalau monyet-monyet turun gunung dan mencari makan di kebun-kebun penduduk desa, mereka malah dianggap hama. Para petani siap sedia mengusir mereka. Momon pun akhirnya mengajak teman-temannya untuk sekalian saja pergi ke kota. Momon ingin mencari makan dan penasaran dengan tempat asal manusia itu. Kenapa sih mereka harus merubah hutan menjadi gundul. Membangunnya menjadi apa Momon tak tahu.

“Sudah-sudah….sekarang, gimana caranya kita makan? Aku lapar nih…..” Kekey berkata sambil menggaruk-garuk perutnya.

“Iya, aku juga lapar nih….” Ucap Mobu.

“Lihat, di sana sepertinya ada makanan.” Tunjuk Momon ke bawah mengarah pada warung nasi. Nampak ada pisang yang disediakan di meja beserta kue-kue dan makanan ringan lainnya.

“Ehm…..tapi…tapi nanti ada manusia,Mon…Gimana kalau kita ketangkap?” tanya Mobu takut.

“Iya Mon, gimana Mon?” tanya Kekey

“Tenang, aku akan berlari kencang, kalian tunggu di sini ya.” Jelas Momon

“Nah, kalau ada manusia yang datang, kalian cepat-cepat teriak dan lompat-lompat ya. Kalau kalian teriak-teriak dan loncat-loncat bersamaan, manusia akan kaget dan takut. Nah, aku kan bisa kabur, bener ngak?” Momon Kembali menjelaskan.

“ Oooh……” jawab Mobu dan Kekey bersamaan.

Momon pun segera meloncat ke pagar rumah dengan cekatan. Mobu dan Kekey mengikutinya. Setelah mendekati warung yang menyediakan makanan tadi, Mobu dan Kekey berhenti. Momon lah yang terus mendekat menuju warung tersebut.

Aneh, biasanya kalau mereka turun dari atap rumah akan ada manusia-manusia yang berteriak dan menujuk mereka. Kali ini nampak sepi.

“ Momon pun mengambil pisang yang ada di piring. Momon memakan pisang dengan lahap, dia lupa dengan Mobu dan Kekey yang menunggu di seberang. Mobu dan Kekey yang melihat Momon malah asyik makan sendiri, langsung berlari mendekati Momon. Ketakutan mereka dikalahkan oleh rasa laparnya.

Mereka bertigapun asyik melahap makanan yang ada di warung itu. Tanpa sadar, tiba-tiba ada jaring yang menutup tubuh mereka.

“Nah…..kenaaa!” Teriak seorang warga yang berhasil menangkap Momon, Mobu dan Kekey dengan jaring.

Momon, Mobu, dan Kekey yang asyik makan sampai kekenyangan, kesulitan untuk melarikan diri. Mereka berteriak-teriak dan berusaha melarikan diri, namun kesulitan karena manusia lainnya berdatangan.

“Mau kita apakan monyet-monyet ini Pak RT?” tanya seorang warga berbaju putih.

“Akan kita serahkan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam saja Pak. Nanti mereka yang akan mengurusnya.” Jawab bapak yang dipanggil RT itu.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar